Poros Islam Ala PKS-PPP Rawan Tergelincir ke Politik Identitas, PAN: Sebaiknya Simbol Agama Dijauhkan Dari Politik
JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menegaskan, partainya menolak pembentukan koalisi poros partai Islam. Viva justru mengingatkan semua pihak agar berhati-hati menggunakan politik identitas sebagai merek jualan ke publik.
"Meskipun ciri atau identitas khas partai politik atau ideologi politik partai telah dijamin di Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, namun kita harus hati-hati menggunakan politik identitas berbasis agama sebagai merek jualan ke publik," kata Viva Yoga dilansir Antara, Jakarta, Sabtu, 17 April.
Dia menilai simbol-simbol agama sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam turbulensi politik karena dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional.
Viva Yoga mencontohkan beberapa kasus di pilkada dan pilpres adalah bukti serta fakta lapangan yang seharusnya menjadi pelajaran sejarah bagi bangsa Indonesia.
"PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi. Adanya gerakan untuk menghidupkan wacana Poros Islam di pemilu 2024 yang dilakukan oleh PPP dan PKS, PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS namun kami tidak akan ikut wacana Poros Islam," ujarnya.
Baca juga:
- Luka di Pilkada DKI 2017 Belum Sembuh, Wacana Poros Islam PPP-PKS Jangan Sampai 'Jual' Politik Identitas
- Sambut Baik Wacana Poros Partai Islam, PKB: Kami Tak Sekedar Berpolitik
- PPP Bantah Bentuk Poros Islam Bersama PKS Tapi Akui 'Panaskan Mesin' Jelang Pemilu 2024
- Perawat Christina Ditonjok dan Ditendang Keluarga Pasien, PPNI Minta Pelaku Dihukum Berat
Dia juga menjelaskan, wacana pembentukan poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa poros lain berbasis nonagama. Kondisi politik itu menurut dia tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa.
Juru bicara PAN itu menyarankan sebaiknya wacananya diarahkan pada adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul.
"Selain itu memperbaiki kesehatan dan perekonomian nasional, membangun kedaulatan pangan agar tidak impor, membangun militer yang modern, dan tema lainnya yang bermanfaat buat kecerdasan bangsa," ujarnya.
Viva Yoga juga menjelaskan alasan PAN tidak ikut dalam poros tersebut, yaitu proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat.
Hal itu menurut dia agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif.