Memori Bunda Teresa Dapat Medal of Freedom dari Amerika Serikat
JAKARTA - Ajaran kebaikan dan kasih sayang tak pernah habis-habisnya diperdengarkan. Narasi itu muncul kala mendalami pendidikan umum dan agama. Namun, urusan contoh nyata belum tentu banyak hadir di sekitar kita. Beruntungnya dunia mengenal Bunda Teresa.
Biarawati itu dikenal telah mengabdikan dirinya membantu orang miskin dan sakit d India. Jejaknya harum sebagai perwujudan sempurna jadi cinta kasih. Pemerintah Amerika Serikat (AS) pun kepincut. Mereka memberinya penghargaan tertinggi untuk sipil: Presidential Medal of Freedom.
Sebaik-baiknya hidup adalah berguna untuk sesama. Begitulah potret tepat jika melirik pengabdian seorang bernama Anjeze Ginxhe Bojaxhiu atau yang lebih dikenals sebagai Bunda Teresa. Wanita kelahiran Skopje, Makedonia Utara, 26 Agustus 1910 itu ingin hidup yang tak muluk-muluk.
Ia memiliki cita-cita untuk membantu orang banyak. Keinginannya diwujudkan kala berusia 18 tahun. Ia memilih meninggalkan rumahnya dan bergabung sebagai biarawati di Biara Loreto dari ordo Sisters of Loreto di Loreto Abbey, Rathfarnham, Irlandia.
Takdir pun membawanya ke India pada 1929. Ia lalu ditempatkan dengan suster-suster lain di India. Ketekunannya mendapatkan pujian. Ia pun mampu meraih karier sebagai Kepala Sekolah Menengah Saint Mary. Jabatan itu tak membuatnya puas.
Keinginannya mengabdikan diri kepada kaum miskin dan orang sakit kian menggebu. Ia lalu memutuskan untuk mendirikan biaranya sendiri di Kolkata pada 1948. Gedung itu diberikan komunitas Hindu setempat.
Ia membangun ordonya sendiri: Misionaris Cinta Kasih di Kolkata pada 1949. Keputusan itu dianggapnya menantang. Ia ingin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membantu orang miskin dan orang sakit. Bukan duduk manis menikmati kehidupan.
Ia mencoba merasakan penderitaan dan menolong mereka. Kehidupan bak juru selamat itu menyebar ke mana-mana. Kisah-kisah Bunda Teresa menyembuhkan orang sakit jadi yang paling populer. Ordo Misionaris Cinta Kasih pun kebanjiran popularitas.
Baca juga:
- Ahok Gelorakan Penukaran Bajaj Butut ke Bajaj Listrik dalam Memori Hari Ini, 6 Januari 2015
- Tokoh Nasional Mengenang Kepergian Pematung Kesohor Edhi Sunarso dalam Memori Hari Ini, 5 Januari 2016
- Jokowi Kumpulkan Raja dan Sultan dari Seantero Nusantara dalam Memori Hari Ini, 4 Januari 2018
- Memori Slobodan Milosevic: Presiden Serbia yang Korup dan Meninggal di Penjara
Ordo Misionaris Cinta Kasih tak pernah menolak orang kelaparan dan miskin yang datang. Kondisi itu membuat Bunda Teresa mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian pada 1979.
“Tapi hidup seperti itu terlalu nyaman buat Suster Teresa. Pada 1948, ia mendirikan biara sendiri yang lebih dekat pada prinsip Fransiskan: pelayanan masyarakat di wilayah-wilayah kumuh. Ia memulai dengan beberapa suster dan sejumlah rupee.”
“Kini biara itu menaungi 4.000 biarawati, ditambah 120 pekerja di beberapa rumah sakit. Pun rumah yatim piatu, serta pusat-pusat penderita lepra dan AIDS di seluruh dunia,” ujar Idrus F. Shahab dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Santa Teresa dari Kolkata (2015).
Medal of Freedom
Kebaikan hati Bunda Teresa menyebar ke seantero dunia. Banyak yang menganggapnya sebagai perwujudkan sempurna dari cinta kasih. Ia dianggap tak lagi memikirkan banyak kesenangan duniawi. Ia bak mewakafkan dirinya dalam kerja-kerja sosial membantu sesama.
Kerja sosial itu membuatnya menginspirasi banyak orang di dunia untuk melakukan hal serupa. Rakyat AS pun begitu. Presiden AS era 1981-1989, Ronald Reagan melihat sendiri bagaimana kekuatan Bunda Teresa menginspirasi orang banyak.
Ia membayangkan jika Bunda Terasa sebagai warga AS, sudah tentu ia akan memberikan gelar pahlawan. Reagan membuka matanya kala banyak orang masih bercita-cita menyebarkan cinta kasih, Bunda Teresa sudah lebih dulu.
Sebagai sumbangsih atas pengabdiannya kepada rakyat miskin dan sakit di India, Reagan pun menganugerahkannya sebuah penghargaan pada 20 Juni 1985 di Gedung Putih. Presidential Medal of Freedom, namanya.
Penghargaan sipil tertinggi oleh AS itu diberikan langsung oleh Reagan ke Bunda Teresa. Sekalipun Bunda Teresa bukan orang AS. Ia melihat Bunda Teresa sebagai sosok yang berkontribusi besar dalam perdamaian dan menyelamat dunia.
Bunda Teresa mendapatkan penghargaan itu bersama dengan pesohor dunia lainnya seperti Frank Sinatra. Namun, kehadiran Bunda Teresa merebut perhatian awak media massa.
“Kebanyakan dari kita berbicara tentang kebaikan dan kasih sayang, namun Bunda Teresa sudah melakukan dan menghayatinya. Saat remaja, dia pergi ke India untuk mengajar gadis-gadis muda. Belakangan, Bunda Teresa mulai bekerja di antara orang miskin dan orang-orang sekarat di Kalkuta. Ordo Misionaris Cinta Kasihnya telah menyebar ke seluruh dunia, melayani kelompok termiskin dari yang miskin.”
“Bunda Teresa adalah pahlawan di zaman kita. Dan di antara banyak penghargaan yang telah beliau terima, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian, kami menambahkan, dengan kasih sayang yang dalam dan rasa hormat yang tiada habisnya, Presidential Medal of Freedom,” ucap Ronald Reagan dalam pidatonya dikutip laman reaganlibrary.gov, 20 Juni 1985.