Pendapat Kadri Mohamad terkait Promotor Musik Minta Subsidi dari Pemerintah

JAKARTA - Penyanyi yang juga praktisi hukum, Kadri Mohamad, punya perhatian lebih terhadap berbagai isu seputar industri musik Tanah Air. Ia kerap bersuara dan menyampaikan pendapatnya terkait royalti hingga pertunjukan musik di Indonesia.

Kadri juga menyampaikan pandangannya sendiri, saat ditanya mengenai pernyataan Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), yang meminta dukungan pemerintah berupa subsidi biaya sewa venue besar dan biaya perizinan.

Menurut pria yang mendapat julukan The Singing Lawyer itu, promotor musik sebagai pelaku usaha seharusnya mampu membiayai bisnisnya sendiri.

“Sebenarnya saya sih penginnya kita tuh self-financing, jangan meminta uang dari negara dalam bentuk bantuan (atau) subsidi, tapi lebih kepada fasilitas,” kata Kadri saat dihubungi VOI baru-baru ini.

Kadri merasa, penting untuk membiasakan pertunjukan musik berbayar. Hal ini dapat membentuk apresiasi masyarakat terhadap karya musik itu sendiri.

“Berharapnya (promotor) mulai mengurangi (pembiayaan) dari sponsorship, tapi justru dari kemampuan beli masyarakat,” katanya.

“Dan karena digratisin itu, tidak ada apresiasi dari masyarakat untuk mulai menghargai musik. Jadi, orang-orang juga punya adab pada saat menonton, tidak membuat kerusuhan,” lanjutnya.

Terkait peran negara dan pemerintah, Kadri meminta adanya dukungan untuk memberi fondasi yang kuat bagi industri pertunjukan, agar para promotor dapat menjalankan bisnisnya dalam kondisi terbaik.

Sebagai contoh, kata Kadri, negara dan pemerintah bisa mencegah kemunculan demo, ketika musisi internasional hendak tampil di Indonesia. Selain itu, pencegahan atas beredarnya tiket palsu dan perizinan yang mudah juga menjadi penting.

Tidak berhenti sampai di situ, Kadri juga melihat perlunya dukungan negara dan pemerintah dalam menghadirkan gedung atau tempat pertunjukan yang baik.

“(Negara dan pemerintah) bisa membuat gedung-gedung konser yang dibiayai oleh negara maupun kekuatan-kekuatan BUMN, yang dapat berkontribusi untuk kebudayaan. Jangan bikin gedung konser bagus, tapi mahal, tidak terjangkau,” kata Kadri.

“Bantuan itu yang harus kita harapkan, daripada subsidi untuk konser. Kalau untuk bikin konser itu bikin sendiri, jangan meminta kepada negara. Minta negara untuk benahi infrastrukturnya,” tandasnya.