Menlu Rusia Lavrov: Kami akan Menggunakan Cara Apa Pun Cegah Kekalahan Strategis
JAKARTA - Penggunaan rudal hipersonik dalam perang Ukraina bertujuan untuk membuat Barat mengerti, Moskow siap menggunakan cara apa pun untuk memastikan tidak ada "kekalahan strategis" yang akan menimpa Moskow, kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam wawancara yang disiarkan Hari Kamis.
Rusia mengerahkan rudal hipersonik Oreshnik terhadap Kota Dnipro, kraina bulan lalu dalam apa yang digambarkan oleh pemimpin Kremlin Vladimir Putin sebagai uji coba rudal yang menurutnya tidak dapat ditembak jatuh.
Ia juga mengatakan, Rusia dapat menggunakan rudal lain seperti itu dalam "kondisi pertempuran" jika diperlukan.
"Pesan yang ingin disampaikan adalah, bahwa Anda, maksud saya AS dan sekutu AS, yang juga menyediakan senjata jarak jauh ini kepada rezim Kyiv, mereka harus mengerti kami akan siap menggunakan cara apa pun untuk tidak membiarkan mereka berhasil dalam apa yang mereka sebut sebagai kekalahan strategis Rusia," kata Menlu Lavrov, melansir Reuters 6 Desember.
"Mereka berjuang untuk mempertahankan hegemoni mereka atas dunia, di negara mana pun, wilayah mana pun, benua mana pun. Kami berjuang untuk kepentingan keamanan kami yang sah," tandasnya.
Berbicara dalam bahasa Inggris, Menlu Lavrov mengatakan Barat telah menolak untuk membahas penegakan jaminan keamanan bagi Rusia dalam beberapa minggu dan bulan sebelum invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, yang disebut sebagai "operasi militer khusus" di Moskow.
Dalam komentarnya, Lavrov mengatakan Ukraina telah kehilangan kesempatan untuk mempertahankan integritas teritorialnya dengan dua kali menolak proposal untuk kesepakatan, satu kali sebelum perang skala penuh dimulai dan kemudian dalam pembicaraan pada April 2022 di Turki.
"Kami tidak memulai perang ini. Kami telah bertahun-tahun dan bertahun-tahun mengirimkan peringatan bahwa mendorong NATO semakin dekat ke perbatasan kami akan menciptakan masalah," jelas Menlu Lavrov.
Baca juga:
- Presiden Erdogan Sebut Suriah Harus Temukan Solusi Politik dari Perang yang Terjadi
- Presiden Sheinbaum Sebut Meksiko Coba Cari Kesepakatan dengan Donald Trump Soal Deportasi Migran
- Nilai Presiden Yoon Perlu Diskors dari Jabatannya, Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Dukung Pemakzulan?
- Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Nilai Presiden Yoon Perlu Diskors dari Jabatannya
Dalam wawancara selama 80 menit itu, Menlu Lavrov juga mengatakan Barat harus mengabaikan anggapan Rusia tidak memiliki "garis merah" yang akan menghalangi siapa pun untuk menyeberang dalam membela kepentingannya.
"Jika mereka mengikuti logika yang telah diucapkan beberapa orang Barat akhir-akhir ini, mereka tidak percaya Rusia memiliki garis merah, mereka mengumumkan garis merah mereka, garis merah ini terus-menerus diubah, ini adalah kesalahan yang sangat serius," tegasnya.