Amerika Serikat Peringatkan Turki Agar Tidak Menerima Pemimpin Kelompok Militan Hamas
JAKARTA - Amerika Serikat pada memperingatkan Turki agar tidak menerima pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, dengan posisi Ankara merupakan sekutu sekaligus mitra Washington.
Ketika ditanya tentang laporan beberapa pemimpin Hamas telah pindah ke Turki dari Qatar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller tidak mengonfirmasi laporan tersebut, tetapi mengatakan dia tidak dalam posisi untuk membantahnya.
"Kami tidak yakin para pemimpin organisasi teroris yang kejam itu seharusnya hidup dengan nyaman di mana pun, dan itu tentu termasuk di kota besar salah satu sekutu dan mitra utama kami," kata Miller kepada wartawan dalam jumpa pers rutin Hari Senin, melansir Reuters 19 November.
Dia menambahkan, Washington akan menjelaskan kepada Pemerintah Turki, tidak boleh ada lagi hubungan bisnis seperti biasa dengan Hamas.
Miller menambahkan, beberapa pemimpin Hamas sedang didakwa AS dan Washington yakin mereka harus diserahkan ke Amerika Serikat.
Sebelumnya, sumber diplomatik Turki pada Hari Senin membantah laporan yang menyebutkan Hamas telah memindahkan kantor politiknya ke Turki, menambahkan anggota kelompok militan Palestina itu hanya mengunjungi negara itu dari waktu ke waktu.
"Anggota biro politik Hamas mengunjungi Turki dari waktu ke waktu. Klaim yang menunjukkan biro politik Hamas telah pindah ke Turki tidak mencerminkan kebenaran," kata sumber diplomatik itu.
Qatar mengatakan minggu lalu, mereka telah memberi tahu Hamas dan Israel, akan menangguhkan upaya untuk memediasi gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, sampai kedua pihak yang bertikai menunjukkan keseriusan untuk melanjutkan perundingan.
Baca juga:
- Kritik Pengerahan Pasukan Korut oleh Rusia, AS: Eskalasi Besar Libatkan Militer Asia di Konflik Eropa
- PM Netanyahu Klaim Serangan Israel Bulan Lalu Hantam Komponen Program Nuklir Iran
- Lebanon-Hizbullah Disebut Setujui Usulan Gencatan Senjata dengan Israel yang Diajukan Amerika Serikat
- Tegaskan Tidak Ada Alternatif UNRWA, Lazzarini: Jika Tidak Ada Tanggapan Internasional, Tanggung Jawab di Israel
Doha juga mengatakan, laporan media yang menyebut mereka telah meminta kelompok militan Hamas untuk meninggalkan negara Teluk Arab itu tidak akurat.
Di hari yang sama, Kelompok Hamas menolak laporan tersebut sebagai "rumor yang coba disebarkan oleh pendudukan (Israel) dari waktu ke waktu."
Diketahui, Turki yang merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengecam keras Israel atas serangannya di Jalur Gaza dan di Lebanon, tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.