Serangan Udara Rusia Terhadap Ukraina Tewaskan 10 Orang, Dua di Antaranya Anak-anak
JAKARTA - Sepuluh orang, termasuk dua anak, tewas dan 52 lainnya luka-luka pada Minggu malam ketika rudal Rusia menghantam sebuah gedung hunian sembilan lantai di wilayah Sumy, Ukraina timur laut, kata layanan darurat dan militer Ukraina.
"Minggu malam bagi Kota Sumy menjadi neraka, sebuah tragedi yang dibawa Rusia ke tanah kami," kata Volodymyr Artyukh, kepala administrasi militer Sumy dalam sebuah unggahan di saluran pesan Telegram milik pemerintah, melansir Reuters 18 November.
Sementara itu, Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan di Telegram, tim penyelamat dan semua layanan yang diperlukan terus bekerja di lokasi kejadian dan psikolog memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak.
Gambar yang diunggah di Telegram Layanan tersebut menunjukkan, petugas pemadam kebakaran berjuang melawan api yang membakar mobil-mobil dan tim penyelamat membawa orang-orang keluar dari sebuah gedung.
Sebuah foto menunjukkan sebuah gedung bertingkat dengan hampir semua jendela pecah dan fasad rusak. Lebih dari 400 orang dievakuasi, tambah Layanan tersebut.
Serangan terhadap Sumy terjadi setelah Rusia menyerang jaringan listrik Ukraina pada suatu pagi dalam apa yang disebut Kyiv sebagai serangan "besar-besaran" dengan 120 rudal dan 90 pesawat nirawak yang menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan Ukraina secara independen. Tidak ada komentar langsung dari Moskow.
Baca juga:
- Menlu Araghchi Sebut Pembicaraan Kesepakatan Nuklir Iran Segera Dilanjutkan
- Presiden Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Amerika Serikat untuk Serang Wilayah Rusia
- Peringatkan Seoul Soal Selebaran Propaganda Lintas Batas, Adik Kim Jong-un: Sabar Ada Batasnya
- Korea Selatan Berencana Tingkatkan Kemampuan Anti-drone di Pelabuhan-pelabuhan Utama
Diketahui, kedua pihak membantah telah menargetkan warga sipil dalam serangan mereka di wilayah masing-masing. Namun, ribuan orang telah tewas sejak awal 2022 dalam invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.