Inggris Terapkan Sistem Zonasi Lampu Lalu Lintas untuk Wisata
JAKARTA - Pemerintah Inggris mengonfirmasi pengenalan sistem lampu lalu lintas tiga tingkat, untuk memungkinkan orang Inggris melakukan perjalanan internasional.
Pembatasan yang berlaku bagi perjalanan asing, akan diubah seiring dengan penerapan aturan ini. Perjalanan asing yang tidak penting akan diatur menjadi zona hijau, oranye dan merah dengan berbagai persyaratan untuk perjalanan.
Lantas, apa arti zona hijau, zona oranye dan zona merah yang diterapkan Inggris? Melansir Euronews, Sabtu 10 April, ini terkait dengan sistem zonasi negara-negara di luar Inggris, di tengah pandemi COVID-19.
Negara zona hijau akan menjadi tambahan baru pada sistem saat ini. Wisatawan yang kembali ke Inggris dari negara-negara ini tidak perlu dikarantina.
Sementara, mereka yang kembali dari negara zona oranye diharapkan untuk mengisolasi hanya setelah kembali. Diharapkan, pengujian COVID-19 sebelum dan sesudah kedatangan akan tetap menjadi persyaratan.
Saat ini, pendatang dari negara zona merah harus menjalani karantina di hotel selama 10 hari. Ini akan berlanjut, dengan empat negara lagi ditambahkan ke daftar pada Hari Jumat, yakni Bangladesh, Kenya, Pakistan dan Filipina. Penambahan tingkatan akan membawa beberapa fleksibilitas ke tempat tujuan yang baru diizinkan berada.
"Di zona mana setiap negara berada, akan ditentukan oleh data dan bukti yang mendekati waktu. Ini diharapkan berlangsung tidak lebih cepat dari 17 Mei, saat Inggris bermaksud untuk memperkenalkan kembali sosialisasi dalam ruangan, membuka kembali tempat hiburan, sebagai bagian dari tahap ketiga peta jalan keluar dari penguncian," jelas Pemerintah Inggris.
Seiring dengan terus bergulirnya program vaksinasi COVID-19, mungkinkah Inggris membuaka liburan panas untuk wisatawan Inggris? Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, dia belum menyerah agar penduduk Inggris bisa mendapatkan liburan musim panas dan membuat negara itu 'terbang lagi'.
Namun, dia menolak untuk menjamin liburan ini akan dimulai kembali sebagai bagian dari tahap ketiga negara itu. Tetapi meyakinkan wisatawan dan maskapai penerbangan, jika mereka dapat membuat jadwal perjalan dengan pemberitahuan yang akan dikeluarkan pemerintah.
“Kami berharap dapat dimulai 17 Mei, tetapi saya tidak ingin meremehkan kesulitan yang kami lihat di beberapa tujuan yang mungkin ingin dikunjungi orang," tukas Boris Johnson.
"Kami tidak ingin melihat virus itu diimpor kembali dari luar negeri," Jonhnson memperingatkan.
Baca juga:
- Pangeran Philip Mountbatten Meninggal, PM Inggris Sampaikan Pidato Duka Cita
- Siapa Sebenarnya Pangeran Philip, Tentara Inggris yang Menikahi Ratu Elizabeth
- Boris Johnson Tepis Isu Rasisme dalam Pengunduran Diri Penasihat Seniornya, Samuel Kasumu
- World Bank Gelontorkan 2 Miliar Dolar AS untuk Pendistribusian Vaksin COVID-19
Sementara, upaya Pemerintah Inggris untuk memberlakukan paspor vaksin kandas di tangan Parlemen Inggris, di mana 70 anggota parlemen, termasuk 40 anggota parlemen dari kalangan konservatif, menandatangani kesepakatan menentang penggunaan sertifikasi vaksin COVID-19 yang dinilai diskriminatif dan memecah belah.