Penyintas Bom Atom Perang Dunia II Berharap Donald Trump Dukung Dunia Tanpa Senjata Nuklir
JAKARTA - Penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang dalam Perang Dunia II pada Hari Rabu menyatakan kekhawatiran, mantan Presiden Donald Trump, yang telah memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, akan bersikap pasif tentang penghapusan nuklir global dan menyerukan agar pemimpin baru tersebut merangkul dunia yang bebas nuklir.
"Trump mungkin percaya dunia stabil karena senjata nuklir," kata Toshiyuki Mimaki, 82, yang mengepalai Konfederasi Organisasi Korban Bom Atom Prefektur Hiroshima, dilansir dari Kyodo News 8 November.
"Sulit untuk memprediksi ke arah mana Amerika Serikat akan bergerak, tetapi sebagai hibakusha (korban selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki), kami hanya ingin dia menargetkan dunia tanpa senjata nuklir," lanjutnya.
Trump yang berpasangan dengan JD Vance dari Partai Republik, memenangi pemilihan presiden pada Hari Selasa, mengungguli pesaingnya dari Partai Demokrat, petahana Wakil Presiden Kamala Harris dan Tim Walz, setelah meraih lebih dari 270 suara elektoral, batas minimal untuk memenangi kontestasi meski belum ada pengumuman resmi.
Kemenangannya menyusul penganugerahan Hadiah Nobel Perdamaian 2024 kepada Nihon Hidankyo, organisasi penyintas bom atom terkemuka di Jepang, oleh Komite Nobel Norwegia bulan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa tabu senjata nuklir mulai terancam.
Baca juga:
- Presiden Erdogan Bilang Perang di Ukraina Bisa Berakhir dengan Mudah Jika AS di Bawah Trump Ambil Langkah Ini
- Kremlin Sebut Putin Siap Bicara dengan Trump, Tapi Tidak Ada Perubahan Soal Ukraina
- Korban Tewas di Gaza dan Lebanon Terus Bertambah, Erdogan Harapkan Trump Perintahkan Israel Hentikan Perang
- Kantor Kepresidenan Korsel Klaim Serangan Peretasan Meningkat Setelah Pengerahan Pasukan Korut ke Rusia
"Ia tampak seperti orang yang konservatif dan suka berperang. Berdasarkan perilakunya di masa lalu, saya yakin ia tidak mungkin mengambil sikap terhadap penghapusan nuklir, dan jalan menuju perdamaian dan penghapusan akan bergerak mundur," kata Koichi Kawano, ketua Dewan Penghubung Hibakusha dari Pusat Gerakan Perdamaian Prefektur Nagasaki.
"Saya yakin (Perdana Menteri Shigeru Ishiba) perlu menjaga jarak dan bersikap jelas tentang apa yang benar dan apa yang salah, daripada sekadar mengikutinya," tambah pria berusia 84 tahun itu.