Nihil Asesmen Terstandar, Wacana Ujian Nasional Disambut Positif BRIN

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyambut baik upaya pelaksanaan kembali Ujian Nasional atau UN di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN Trina Fizzanty menuturkan Ujian Nasional diperlukan untuk mengetahui capaian pembelajaran, serta memacu siswa untuk lebih giat belajar.

"Ini langkah yg baik. Kesadaran belajar siswa di Indonesia relatif rendah, terbukti dari nilai PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)," katanya dikonfirmasi, Jumat 1 November, disitat Antara.

Di samping itu, lanjut dia, sejumlah bukti dari kesadaran belajar yang rendah juga diperlihatkan dalam hal ketiadaan asesmen terstandar, tidak adanya motivasi, kontrol kualitas yang sulit, potret capaian belajar menjadi bias/subjektif, dan kesulitan dalam menentukan penerimaan siswa (sistem PPDB/zonasi) serta perguruan tinggi.

Oleh karenanya ia sepakat jika nantinya Ujian Nasional bisa diadakan kembali.

"Ujian Nasional merupakan suatu alat ukur berstandar nasional yang dijadikan sebagai patokan untuk memotret hasil belajar siswa secara individu," ujar Trina.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) era Pemerintahan Prabowo Subianto, Abdul Mu'ti sempat mewacanakan adanya Ujian Nasional untuk digelar kembali.

Namun pihaknya akan banyak mendengar masukan dari berbagai pemangku kepentingan terkait dan akan sangat berhati-hati dalam menetapkan suatu kebijakan.

"Jadi soal Ujian Nasional, soal zonasi, apalagi ya yang sekarang masih menjadi perdebatan. Nanti kami lihat semuanya secara sangat seksama dan kami akan sangat berhati-hati," ucap Abdul Mu'ti.