Korea Utara Diduga Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke Arah Laut Timur
JAKARTA - Otoritas Jepang dan Korea Utara pada Hari Kamis mengumumkan Korea Utara diduga menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM), di tengah sorotan terhadap dugaan pengiriman tentara oleh Pyongyang ke Rusia, serta persiapan uji coba peluncuran ICBM.
Militer Korsel mengatakan, Korut menembakkan apa yang diduga sebagai ICBM pada lintasan tinggi, beberapa jam setelah kepala pertahanan Seoul dan Amerika Serikat bersama-sama mengecam pengerahan pasukan Korut ke Rusia.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran tersebut sekitar pukul 7:10 pagi dari wilayah Pyongyang di Korea Utara.
"Rudal balistik Korea Utara tampaknya merupakan ICBM yang ditembakkan pada lintasan tinggi," kata JCS dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan, melansir The Korea Times 31 Oktober.
"Diyakini rudal balistik Korea Utara adalah rudal balistik jarak jauh yang ditembakkan pada sudut yang tinggi," kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, seperti melansir Reuters.
"Di tengah peningkatan sikap siaga, militer kami mempertahankan kesiapan penuh karena kami berbagi informasi balistik Korea Utara dengan otoritas AS dan Jepang," tambahnya.
Sementara, Pemerintah Jepang mengatakan rudal yang diduga ICBM Korut diluncurkan mengarah ke Laut Jepang, dikutip dari Kyodo News.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan rudal itu diperkirakan jatuh sekitar pukul 8:36 pagi di luar zona ekonomi eksklusif Jepang sekitar 300 kilometer sebelah barat Pulau Okushiri di Hokkaido.
Menurut rilis oleh Penjaga Pantai Jepang pada pukul 8:40 pagi, rudal itu diyakini telah jatuh.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba kemudian mengatakan, tidak ada laporan kerusakan akibat peluncuran tersebut.
Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani mengatakan Jepang mengutuk keras tindakan Korea Utara, yang mengancam tidak hanya Jepang tetapi juga masyarakat internasional.
Ia mengatakan waktu tempuh peluncuran rudal tersebut kemungkinan merupakan yang terlama dari peluncuran rudal Korea Utara dan bisa jadi merupakan jenis rudal baru.
Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah kepala pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengecam pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia dengan "satu suara", dalam istilah "paling keras" selama pembicaraan pertahanan tahunan sekutu di Pentagon pada Hari Rabu.
Baca juga:
- Misi Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Alami Lebih dari 30 Insiden Sepanjang Oktober
- Polisi Filipina akan Selidiki Klaim 'Pasukan Pembunuh' Mantan Presiden Duterte
- Rusia Sebut Inggris Memasok Senjata ke Ukraina Melalui Rute Laut Hitam
- Hukuman Pidana Dihapus, Jumlah Tentara Ukraina yang Desersi Disebut Tembus 100 Ribu
Diketahui, Korea Utara terakhir kali menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada tanggal 18 September lalu. Sementara, terakhir kali Pyongyang menembakkan ICBM pada tanggal 18 Desember tahun lalu.
Penembakan rudal itu terjadi sehari setelah anggota parlemen Korea Selatan mengatakan Korea Utara mungkin sedang mempersiapkan peluncuran ICBM dan melakukan uji coba nuklir ketujuh, keduanya pada bulan November, mengutip intelijen Kementerian Pertahanan.
Pada Hari Rabu, Komando Intelijen Pertahanan Korsel mengatakan Korut telah menempatkan peluncur bergerak di lokasi yang sedang mempersiapkan peluncuran apa yang mungkin merupakan ICBM sekitar waktu pemilihan Presiden AS, yang akan berlangsung pada Hari Selasa pekan depan.