JAKARTA - Jumlah tentara Ukraina yang melakukan pembelotan dan desersi disebut tembus 100 ribu personel, saat tren masalah tersebut dinilai memprihatikan, sementara hukuman terhadap desersi telah dihapus.
Anggota Parlemen Ukraina (Verkhovna Rada) Anna Skorokhod menyebut jumlah kasus pembelotan dan desersi di jajaran Angkatan Bersenjata Ukraina melampaui 100.000 personel.
"Desersi, pembelotan - saya tidak akan menyebutkan jumlahnya, tetapi saya akan mengatakan - lebih dari 100.000," katanya dalam sebuah wawancara dengan saluran YouTube Novosti Live, melansir TASS 30 Oktober.
Sebelumnya, pengacara militer dari Pusat Dukungan Veteran dan Keluarga Mereka Roman Likhachev mengatakan, lebih dari 100.000 prajurit Angkatan Bersenjata Ukraina telah meninggalkan unit mereka.
Sedangkan menurut perkiraan media Ukraina, jumlah total desersi di Ukraina telah mencapai 170.000 prajurit.
Selasa lalu, Ketua Mahkamah Agung Stanislav Kravchenko mengatakan, ada tren yang berkembang di militer Ukraina, di mana tentara pergi tanpa izin resmi dan meninggalkan kesatuan mereka, seperti mengutip The News Voice of Ukraine dari Ukrinform.
"Kami belum menganalisis datanya, jadi saya tidak dapat memberikan angka spesifik, tetapi ada tren signifikan terhadap peningkatan ketidakhadiran yang tidak sah dari kesatuan militer," katanya.
Lebih jauh, ia menyebut desersi dan penolakan untuk mengikuti perintah sebagai masalah yang semakin memprihatinkan. Namun, ia tidak memberikan angka pasti, kendati mengatakan angka yang dibahas media Ukraina agak dibesar-besarkan.
BACA JUGA:
Ketika ditanya tentang keseriusan situasi tersebut, Kravchenko mengonfirmasi hal itu memang memprihatinkan.
Diketahui, Parlemen Ukraina pada 16 Juli lalu mengesahkan RUU yang menghapus hukuman pidana untuk desersi dan pergi tanpa izin pada pelanggaran pertama.