Upaya Pegadaian Peduli Liga 2 Bangkitkan UMKM Suporter

YOGYAKARTA - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dikembangkan suporter memiliki potensi besar. Pegadaian, layanan keuangan jasa gadai, yang mendukung kompetisi sepak bola Liga 2 2024/2024 melirik potensi itu agar bisa kian berkembang dengan memberikan modal dan pelatihan.

Dari suporter untuk suporter. Mereka tidak sekadar mendukung tim kesayangan di kompetisi sepak bola. Suporter pun tak lagi identik dengan permusuhan dengan kelompok suporter lain sehingga mereka bakal tawur saat tim-tim yang didukung bertemu di arena.

Stigma buruk suporter, terutama garis keras, sudah lenyap meski masih ada sisa yang menjadi noda dari suporter yang sejatinya hanya ingin mendukung tim kesayangan di pertandingan liga.

Saatnya kreativitas yang dikedepankan. Suporter pun berkreasi memunculkan karya sebagai bentuk ungkapan dukungan tim kesayangan. Usaha mikro pun bermunculan di tengah mereka.

Produknya masih seputar tim kesayangan seperti merchandise, t-shirt, jersei tak resmi dan banyak ragam lainnya. Mereka menyediakan produk karya suporter dan untuk suporter.

Pegadaian yang mensponsori Liga 2 pun tidak berpangku tangan. Layanan keuangan jasa gadai ini melalui program Pegadaian Peduli Liga 2 2024/2025 tak sekadar mendukung pengembangan sepak bola nasional lewat kompetisi kasta kedua yang digelar secara rutin tetapi juga ikut hadir di antara usaha bisnis suporter.

"Ada banyak suporter yang ternyata memiliki usaha mikro. Mereka mengembangkan UMKM yang memproduksi merchandise dan berbagai produk lain untuk memenuhi kebutuhan suporter," kata Yohanes Wulung, Deputi Bisnis Pegadaian Yogyakarta yang mencakup area DIY, Magelang dan Purworejo.

"Di sini, pegadaian siap membantu dan memberi dukungan dengan harapan UMKM mereka bisa lebih berkembang," ujar Yohanes di Yogyakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.

Pegadaian, menurut Yohanes, menyediakan dukungan modal yang berkisar Rp1 juta hingga Rp200 juta untuk UMKM. Ini tergantung kemampuan usaha mereka.

Untuk wilayah DIY, Pegadaian men-support UMKM yang dikembangkan suporter PSIM Ygyakarta, Brajamusti dan Maident. Sedangkan pemberian modal dalam bentuk kredit ringan tergantung usaha dan lokasi dari UMKM itu.

Meski ini merupakan program khusus, namun Pegadaian tetap memberikan syarat yang ketat sebelum mengucurkan dana dalam bentuk kredit ringan untuk UMKM.

"Selain bantuan modal dalam bentuk kredit ringan, pelaku UMKM mendapat pelatihan sehingga mereka bisa menghasilkan produk yang berkualitas," ucapnya.

Pegadaian Peduli sudah digelar sejak musim lalu. Program tersebut, musim ini, terdiri dari Program Penanaman Pohon, Program Bersih Indah, Coaching Clinic hingga Sosialisasi UMKM dan Kewirausahaan.

Program UMKM ini menjadi terobosan karena memberdayakan usaha mikro yang rata-rata digeluti masyarakat kelas bawah dan menengah ini. UMKM menghidupkan ekonomi masyarakat yang mengembangkan usaha dengan modal kecil.

Untuk itu, mereka mendapat dukungan dan pendampingan dari pemerintah. Dukungan juga diberikan lembaga keuangan seperti perbankan sehingga pelaku UMKM bisa makin berkembang dan bahkan melakukan ekspor.

Sepak bola lewat kompetisi menjadi trigger yang memacu pertumbuhan UMKM. Apalagi, produk UMKM memenuhi kebutuhan yang terkait dengan sepak bola seperti merchandise klub, jersei, t-shirt dan masih banyak lagi.

Pangsa UMKM dengan produk tesebut sudah jelas. Mereka sudah pasti membidik suporter yang menunjukkan kecintaan terhadap klub yang didukung dengan mengenakan jersei atau t-shirt saat menonton pertandingan.

Dr. Hempri Suyatna, dosen Fisipol UGM yang konsern dengan UMKM menuturkan bila sepak bola dan kompetisi memang mampu memicu tumbuhnya usaha mikro dari masyaraat kecil. Kompetisi telah menghidupkan ekonomi kecil dan menengah seperti yang digaungkan PSSI dan PT LIB.

"Bila pertandingan ada penonton, kebangkitan ekonomi benar-benar dirasakan pelaku UMKM," kata Hempri yang juga menjadi peneliti Studi Ekonomi Kerakyatan UGM ini.

Langkah tepat dari Pegadaian saat mendukung kompetisi Liga 2. Tak sekadar support sebuah event, layanan keuangan itu juga peduli dengan pergerakan ekonomi dari suporter. "Kami berharap usaha mikro tersebut benar-benar bisa menghidupi suporter," kata Yohanes penuh harap.