UNRWA Minta Negara Anggota PBB Turun Tangan Usai Israel Keluarkan Larangan Beroperasi

JAKARTA - Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA meminta negara-negara anggota PBB untuk turun tangan dan memperingatkan larangan Israel terhadap UNRWA akan berdampak buruk bagi seluruh Timur Tengah.

Larangan yang disahkan oleh parlemen Israel pada Senin diperkirakan akan sangat membatasi UNRWA untuk beroperasi di wilayah yang diduduki Israel. UU Israel itu dikritik tajam oleh banyak negara Barat dan organisasi kemanusiaan.

Tindakan Israel berarti misi UNRWA untuk menyediakan layanan kesehatan, pendidikan dan makanan bagi jutaan pengungsi Palestina “mungkin menjadi mustahil tanpa intervensi tegas dari Majelis Umum,” kata Kepala UNRWA Philippe Lazzarini dalam suratnya kepada Majelis Umum PBB dilansir CNN, Rabu, 30 Oktober.

“Konsekuensinya bagi warga Palestina, Israel, dan kawasan ini akan sangat buruk,” imbuhnya.

Larangan yang dilakukan Israel ini menyusul kampanye intens mereka untuk mendelegitimasi UNRWA ketika hubungan dengan PBB berada pada titik terendah di tengah perang di Gaza.

Israel sebelumnya menuduh staf UNRWA ikut serta dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, namun dibantah keras oleh badan tersebut.

Dalam suratnya, Lazzarini mengatakan larangan tersebut dapat berisiko gagalnya operasi UNRWA di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur),” dan akan memiliki dampak yang sangat buruk terhadap respons internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.

“Saya mendesak negara-negara anggota untuk mengambil tindakan untuk mendukung UNRWA sesuai dengan gawatnya situasi dan risikonya,” katanya.