Merasa Trauma Akibat Dugaan KDRT dari Edward Akbar, Kimberly Ryder Didampingi Psikolog

JAKARTA - Usai membongkar terkait adanya dugaan KDRT yang dilakukan Edward Akbar, Kimberly Ryder menuturkan bahwa ia kini didampingi oleh psikolog. Sebelumnya, Kimberly melakukan aduan kepada Komnas Perempuan terkait adanya dugaan KDRT yang dialaminya.

"Ada jadwal ke psikolog minggu ini," ujar Kimberly Ryder di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober.

Kimberly menjelaskan kalau psikolog ini diberikan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemenppa) usai mengajukan pengaduan.

"Itu minggu ini aku baru dapat jadwal dari Kemenppa. Memang ada psikolog dari mereka," jelasnya.

Bukan tanpa sebab, Kimberly mengaku bahwa KDRT yang diduga sudah terjadi sejak 2019 dan dipendam olehnya selama ini menimbulkan trauma tersendiri.

"Tapi kan pastinya aku yang melewati semua ini selama beberapa tahun lumayan ada trauma tersendiri lah ya," tutur Kimberly Ryder.

Kimberly sempat menceritakan bahwa kekerasan yang dialaminya sudah dirasakan sejak awal pernikahan. Di mana awalnya Edward hanya merusak barang.

"Dari awal nikah sih sebenarnya, dari awal-awal nikah, belum setahun nikah. Awal-awalnya itu lebih ke merusak barang, jadi banting-banting, merusak HP, laptop, kamera, segala macam," tutur Kimberly Ryder di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Oktober.

Ia bahkan menyampaikan kalau Edward meminum obat anti depresan yang berlebihan sehingga diduga menjadi pemicu sikap kasarnya tersebut.

"Alkohol sih enggak, dia tidak minum alkohol. Cuma dia itu dari dulu, dari dulu itu dia minum anti-depresen. Jadi ada ada beberapa obat yang dia minum untuk meredakan depresi lah ya sejak ibunya meninggal," bebernya.

"Cuman kan ibunya meninggal itu kan 2010, sekarang udah di 2024 jadi udah terlalu lama pemakaiannya," tandasnya.