Apple Dituduh Batasi Penggunaan Slack dan Media Sosial oleh Karyawan, Hadapi Tuntutan dari NLRB

JAKARTA - Pada 11 Oktober 2024, Dewan Hubungan Perburuhan Nasional AS (NLRB) menuduh Apple Inc. melanggar hak-hak karyawan dengan membatasi penggunaan aplikasi perpesanan Slack dan media sosial di tempat kerja.

Tuduhan ini mencakup larangan yang diberlakukan Apple terkait penggunaan Slack untuk membahas kondisi kerja, pemecatan ilegal terhadap seorang karyawan yang mengadvokasi perubahan di tempat kerja melalui Slack, serta memaksa karyawan lain untuk menghapus postingan di media sosial.

Keluhan ini merupakan kali kedua NLRB menindak Apple dalam bulan yang sama. Pada minggu sebelumnya, perusahaan juga dituduh mewajibkan karyawan untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan, larangan bersaing, serta menerapkan kebijakan media sosial yang dianggap terlalu luas.

Apple, melalui pernyataan yang diberikan oleh juru bicara, mengatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjaga lingkungan kerja yang positif dan inklusif, serta serius menanggapi keluhan karyawan. Namun, Apple juga menegaskan bahwa mereka tidak setuju dengan tuduhan ini dan akan membela diri di persidangan.

Kasus ini berawal dari keluhan yang diajukan pada tahun 2021 oleh Janneke Parrish, mantan karyawan Apple yang mengklaim dipecat karena berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak karyawan, termasuk bekerja jarak jauh secara permanen, melakukan survei kesetaraan upah, dan mengungkapkan diskriminasi gender dan ras di tempat kerja. Slack, yang semakin populer sebagai forum diskusi internal selama pandemi COVID-19, digunakan Parrish untuk menyuarakan kekhawatirannya.

NLRB menuduh Apple memiliki kebijakan yang melarang karyawan membuat saluran Slack baru tanpa izin manajer, dan postingan terkait masalah tempat kerja harus diarahkan kepada manajer atau kelompok "People Support." Keluhan ini juga mengklaim bahwa Apple menciptakan kesan bahwa karyawan diawasi melalui media sosial.

Pengacara Parrish, Laurie Burgess, mengatakan bahwa Apple telah melakukan pelanggaran luas terhadap hak-hak karyawan dan akan diadili atas tindakan tersebut. Selain memerintahkan Apple untuk menghapus kebijakan yang dianggap melanggar hukum, keluhan ini juga meminta Apple untuk memberikan kompensasi kepada Parrish atas pendapatan yang hilang dan dampak finansial lainnya akibat pemecatan tersebut.

Jika Apple tidak mencapai penyelesaian dengan NLRB, sidang awal kasus ini akan digelar pada Februari 2025, dan keputusan tersebut dapat ditinjau oleh dewan perburuhan serta diajukan banding ke pengadilan federal.