Harga Ethereum Tertekan, ETF Spot Ethereum di AS Masih Lesu

JAKARTA - Harga Ethereum (ETH) terus mengalami tekanan, sementara produk Exchange-Traded Fund (ETF) Spot Ethereum di Amerika Serikat mencatatkan performa yang lesu. Pada 7 Oktober 2024, ETF Spot Ethereum tidak menerima aliran dana baru, menunjukkan rendahnya minat dari investor ritel maupun institusional. Sejak peluncurannya pada Juli 2024, ETF ini telah mencatat arus keluar sebesar 550 juta dolar AS (Rp8,25 triliun).

Sebaliknya, ETF Bitcoin masih menunjukkan permintaan kuat dengan aliran masuk 235 juta dolar AS (Rp3,52 triliun) pada hari yang sama. Total aliran masuk ke ETF Bitcoin mencapai 18,7 miliar dolar AS (Rp280,5 triliun) sejak diluncurkan pada Januari 2024, jauh melampaui ETF Ethereum.

Harga Ethereum yang saat ini diperdagangkan di sekitar 2.400 dolar AS (Rp36 juta) terus berada di bawah tekanan. Dalam sepekan terakhir, harga ETH turun hampir 8%, lebih dalam dibandingkan penurunan harga Bitcoin sebesar 2,33%. 

Menurut analis kripto, Ali Martinez, Ethereum berada dalam pola segitiga simetris, dan pergerakan harga di luar kisaran 2.300 dolar AS (Rp34,5 juta) hingga 2.600 dolar AS (Rp39 juta) akan menentukan arah tren selanjutnya.

Selain itu, Ethereum Foundation dilaporkan menjual 1.250 ETH senilai 3,03 juta dolar AS (Rp45,45 miliar) melalui Bitstamp. Sepanjang tahun 2024, Ethereum Foundation dan Vitalik Buterin telah menjual ETH dalam jumlah besar, yang mempengaruhi sentimen pasar secara negatif.

Keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga 50 basis poin pada September lalu sempat memberikan dorongan positif. Namun, data pekerjaan AS yang kuat untuk September membuat peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada November semakin kecil.