Cegah Terulangnya Ledakan Bom Sisa Perang Dunia, Jepang Lakukan Pencarian di Bandara Miyazaki
JAKARTA - Kementerian Transportasi mengatakan akan memeriksa Bandara Miyazaki di Jepang barat daya untuk mencari adanya bom lain sisa Perang Dunia II yang belum meledak.
Pencarian dilakukan setelah sebuah bom meledak di landasan pacu bandara tersebut, menyebabkan pembatalan puluhan penerbangan awal minggu ini.
"Ini adalah sesuatu yang dapat memengaruhi keselamatan penerbangan," kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito dalam konferensi pers saat mengumumkan tindakan tersebut, melansir Kyodo News 4 Oktober.
Kementerian akan melakukan survei magnetik di sekitar landasan pacu selain landasan pacu dan apron bandara paling cepat mulai hari Senin. Survei tersebut tidak akan memengaruhi jadwal penerbangan, katanya.
Menteri tersebut menambahkan, dirinya juga telah menginstruksikan para pejabat untuk mempertimbangkan survei di bandara lain, termasuk Sendai, Fukuoka dan Naha.
Bom seberat 250 kilogram meledak di Bandara Miyazaki pada Hari Rabu, meninggalkan serpihan aspal yang berserakan dalam radius sekitar 200 meter, termasuk landasan pacu.
Dua menit sebelum ledakan terjadi, sebuah pesawat terbang melintas di dekat lokasi. Beruntung, tidak ada korban dari peristiwa tersebut.
Baca juga:
- KBRI Beirut hingga Teheran Siaga, Kemlu Minta WNI Ikuti Arahan Kontijensi hingga Tunda Perjalanan
- Kemlu RI: Ada 116 WNI di Lebanon, 65 Sudah Dievakuasi Secara Bertahap
- Direktur Lembaga Kemanusiaan Sebut Tempat Penampungan di Lebanon Kelebihan Kapasitas
- Kim Jong-un Peringatkan Korea Utara akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Kedaulatannya Dilanggar
Diketahui, Bandara Miyazaki yang terletak di Pulau Kyushu, yang sebelumnya berfungsi sebagai pangkalan udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, telah menjadi lokasi beberapa penemuan bom AS yang belum meledak dari Perang Dunia II. Dua bom ditemukan pada tahun 2011, diikuti oleh satu bom lagi pada tahun 2021, dikutip dari Anadolu.
Selain Bandara Miyazaki, bom yang tidak meledak juga ditemukan di bandara Naha dan Sendai.