JAKARTA - Sebelum ledakan bom sisa Perang Dunia II yang terjadi di pinggir landasan pacu Bandara Miyazaki, Jepang pada Hari Rabu, sejumlah bom pernah ditemukan di bandara bersejarah yang terletak di Jepang barat daya tersebut.
Bandara Miyazaki merupakan bekas pangkalan udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang saat Perang Dunia II pecah.
Sejumlah penemuan bom sisa perang di bandara tersebut terjadi sebelumnya. Misalnya, sebuah bom buatan Amerika Serikat yang belum meledak, diperkirakan seberat satu ton, ditemukan selama pekerjaan pelapisan ulang aspal di apron parkir bandara pada Juni 2021, seperti mengutip The Asahi Shimbun 3 Oktober.
Pada Bulan Juni 2011, seorang pekerja yang melakukan pemasangan pipa di area hijau di sebelah landasan pacu menemukan sebuah bom seberat 50 kilogram buatan AS yang belum meledak.
November di tahun yang sama, bom buatan AS lainnya yang belum meledak, seberat 250 kg, ditemukan di bawah tanah di samping landasan pacu selama pemasangan lampu landasan pacu.
Meskipun bom-bom ini berhasil disingkirkan dengan selamat oleh Pasukan Bela Diri Jepang, landasan pacu ditutup hingga empat jam.
Mundur lagi ke belakang, sebuah persenjataan yang tidak meledak ditemukan di daerah permukiman dekat bandara pada Bulan Januari 2009.
Menurut divisi teknologi bandara Kementerian Perhubungan, inspeksi magnetik dilakukan selama pembangunan landasan pacu dan taxiway jika lokasi tersebut memiliki riwayat pengeboman atau jika persenjataan yang tidak meledak ditemukan selama pekerjaan sebelumnya.
Bandara Miyazaki, yang dibom selama perang, menjalani inspeksi semacam itu. Inspeksi tersebut melibatkan dua jenis survei: survei horizontal, yang memeriksa kedalaman hingga dua meter; dan survei vertikal, yang menyelidiki area yang lebih dalam dalam radius satu meter.
Selama konstruksi pascaperang, sebuah bom seberat 250 kg yang tidak meledak ditemukan di bandara. Inspeksi dilakukan hingga kedalaman yang diperlukan, berdasarkan berat bom dan kondisi tanah, menurut Kementerian Perhubungan.
Bom yang tidak meledak yang ditemukan pada tahun 2011 dan 2021 terdeteksi melalui inspeksi magnetik yang dilakukan selama pekerjaan pemeliharaan.
Meskipun bom yang tidak meledak ditemukan setelah konstruksi, tidak ada inspeksi terperinci lebih lanjut yang dilakukan, karena diasumsikan survei magnetik awal selama konstruksi telah memastikan keselamatan, kata divisi tersebut.
Bom yang tidak meledak menimbulkan risiko ledakan jika terkena benturan dan juga dapat meledak secara spontan.
Sotaro Tsuboi, seorang profesor di Departemen Ekonomi Regional pada Universitas Teikyo yang sangat berpengalaman dalam persenjataan yang tidak meledak, mengatakan, "Ketika saya melihat berita, saya pikir itu kemungkinan besar adalah bom yang tidak meledak, tetapi saya terkejut bom itu meledak di dalam bandara."
Tsuboi mengatakan sekitar 1.500 hingga 2.000 bom yang tidak meledak ditemukan di seluruh Jepang setiap tahun, dan meskipun jumlahnya secara bertahap menurun, banyak yang masih ada.
"Wilayah yang dibom selama perang kemungkinan besar memiliki persenjataan yang belum meledak," katanya.
"Kita perlu membangun sistem untuk menyediakan dana publik untuk survei yang bertujuan mendeteksi bom-bom ini terlebih dahulu," tambahnya.
Terpisah, sebuah asosiasi yang mengkhususkan diri dalam mendeteksi persenjataan yang tidak meledak mengatakan, tiga kasus ledakan bom spontan yang tidak meledak telah dikonfirmasi di Prefektur Miyazaki pada tahun 1975.
Sedangkan di seluruh Jepang, ada sekitar 20 insiden seperti itu yang dilaporkan sejak berakhirnya perang.
Dalam insiden terbaru, seorang karyawan (59) yang bekerja di fasilitas pengolahan limbah di dekat bandara mengatakan dia mendengar "ledakan" keras sekitar pukul 8 pagi pada tanggal 2 Oktober saat dia sedang bersiap untuk bekerja.
"Saya pikir ada sesuatu yang mengenai kaca," katanya.
"Saya tidak mengira itu berasal dari bandara," tambahnya.
Dia menambahkan, itu bisa menjadi bencana jika ledakan terjadi di landasan pacu saat sebuah pesawat terbang lewat di dekatnya.
"Saya ingin penyebabnya diselidiki," katanya.
Taxiway yang rusak memaksa landasan pacu ditutup sejak pagi dengan total 87 penerbangan dibatalkan. Menurut kantor Bandara Miyazaki milik Kementerian Transportasi, pekerjaan perbaikan telah selesai di kawah pada malam hari tanggal 2 Oktober.
Belakangan, Kementerian Transportasi mengatakan akan memeriksa Bandara Miyazaki di Jepang barat daya untuk mencari adanya bom lain sisa Perang Dunia II yang belum meledak.
Pencarian dilakukan setelah sebuah bom meledak di landasan pacu bandara tersebut, menyebabkan pembatalan puluhan penerbangan awal minggu ini.
"Ini adalah sesuatu yang dapat memengaruhi keselamatan penerbangan," kata Menteri Transportasi Tetsuo Saito dalam konferensi pers saat mengumumkan tindakan tersebut, melansir Kyodo News.
Kementerian akan melakukan survei magnetik di sekitar landasan pacu selain landasan pacu dan apron bandara paling cepat mulai Hari Senin. Survei tersebut tidak akan memengaruhi jadwal penerbangan, katanya.
Menteri tersebut menambahkan, dirinya juga telah menginstruksikan para pejabat untuk mempertimbangkan survei di bandara lain, termasuk Sendai, Fukuoka dan Naha.
BACA JUGA:
Diketahui, Bandara Miyazaki dulunya merupakan lapangan terbang Akae yang dibangun oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1943 dan menjadi sasaran pengeboman selama Perang Dunia II.
Bandara tersebut kemudian dibuka pada tahun 1954 sebagai lapangan terbang pelatihan untuk Sekolah Tinggi Penerbangan Sipil.
Pada tahun yang sama, Far East Airlines, yang sekarang menjadi maskapai All Nippon Airways Co. (ANA), mulai mengoperasikan tiga penerbangan mingguan pada rute Osaka-Fukuoka-Miyazaki.