Invisible Tech Jadi Pemimpin dalam Pelatihan AI, Rekrut Ribuan Tenaga Ahli Global

Jakarta - Seiring pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), kebutuhan akan pelatih manusia yang memiliki pengetahuan mendalam di bidang khusus semakin meningkat. Dulu, pelatihan model AI seperti ChatGPT dan Cohere hanya memerlukan tenaga kerja murah untuk membantu membedakan fakta dasar, seperti gambar mobil atau wortel. Namun, model AI terbaru yang lebih canggih membutuhkan pelatih dengan pengetahuan spesifik di berbagai bidang, mulai dari sejarah hingga ilmu kedokteran, termasuk di antaranya tenaga ahli dengan gelar PhD.

Invisible Tech, salah satu perusahaan yang kini memimpin dalam penyediaan pelatih manusia untuk model AI, telah mempekerjakan lebih dari 5.000 pelatih dari lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Perusahaan ini bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar seperti OpenAI, Microsoft, dan AI21 untuk melatih model AI agar lebih akurat dan mengurangi kesalahan yang dikenal sebagai "halusinasi AI". Halusinasi AI adalah kondisi di mana model AI menghasilkan informasi yang salah atau tidak akurat, yang dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap teknologi ini.

Ivan Zhang, salah satu pendiri Cohere, menjelaskan bahwa dulu mereka bisa merekrut mahasiswa untuk melatih model AI secara umum. Namun, kini model AI mereka memerlukan pelatihan dari tenaga ahli profesional seperti dokter dan analis keuangan untuk menangani skenario-skenario kompleks di bidang medis atau keuangan.

"Invisible Tech menjadi mitra pelatihan AI utama bagi banyak perusahaan besar seperti AI21 dan Microsoft," kata Francis Pedraza, pendiri Invisible Tech, dikutip VOI dari Reuters. "Kami memiliki 5.000 pelatih dengan spesialisasi di berbagai bidang, termasuk pemegang gelar PhD dan magister."

Invisible Tech tidak hanya bekerja sama dengan OpenAI, tetapi juga dengan banyak perusahaan AI lainnya. Invisible Tech mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan pelatih manusia untuk mengurangi beban kesalahan AI yang sering kali muncul ketika AI tidak dapat membedakan antara fakta dan fiksi.

Penghasilan Tinggi untuk Pelatih AI

Invisible Tech menawarkan bayaran yang bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keahlian pekerja. Pekerja di beberapa perusahaan dapat menghasilkan hingga 40 dolar AS per jam, dan pada beberapa kasus bahkan hingga 200 dolar AS per jam untuk subjek yang sangat spesifik, seperti fisika kuantum. Dengan semakin canggihnya model AI, kebutuhan akan pelatih manusia dengan spesialisasi yang tinggi juga terus meningkat.

Invisible Tech awalnya didirikan pada tahun 2015 sebagai perusahaan yang mengotomatisasi alur kerja untuk klien seperti DoorDash, namun peran mereka berubah drastis ketika OpenAI, perusahaan riset yang kemudian merilis ChatGPT, meminta bantuan mereka pada tahun 2022. Kala itu, OpenAI menghadapi masalah besar: model awal ChatGPT sering kali menghasilkan informasi yang tidak dapat dipercaya atau halusinasi. Invisible Tech kemudian membantu melatih model ini agar lebih akurat.

Selain Invisible Tech, perusahaan lain seperti Scale AI juga bersaing dalam menyediakan pelatih manusia untuk perusahaan AI. Scale AI, yang bernilai sekitar 14 miliar dolar AS (Rp211,7 triliun), menawarkan layanan serupa dan juga menjadi salah satu penyedia pelatihan untuk OpenAI. Meski begitu, Invisible Tech telah menjadi salah satu pemain utama di pasar ini dengan keuntungan yang stabil sejak tahun 2021, meski baru menerima pendanaan sebesar 8 juta dolar AS (Rp120,9 milir).

Menurut Pedraza, Invisible Tech tetap menjadi pilihan utama perusahaan AI karena kemampuan mereka untuk menyediakan pelatihan berkualitas tinggi tanpa membebani perusahaan-perusahaan tersebut dengan biaya manajemen tambahan.

Masa Depan Pelatihan AI

Dengan semakin kompleksnya kebutuhan perusahaan AI, permintaan akan tenaga ahli yang dapat melatih AI terus meningkat. Bahkan, banyak perusahaan baru bermunculan untuk menyediakan tenaga pelatih yang dapat membantu menciptakan data berkualitas tinggi bagi laboratorium AI. Zhang, salah satu pendiri Cohere, mengungkapkan bahwa banyak perusahaan baru di bidang ini terus bermunculan dan menciptakan peluang kerja bagi mereka yang memiliki keahlian khusus.

"Inbox saya dibanjiri dengan email dari perusahaan-perusahaan baru yang ingin menawarkan layanan mereka untuk melatih AI," kata Zhang.

Dengan permintaan yang terus meningkat, masa depan pelatihan AI tampaknya akan dipenuhi dengan peluang kerja yang menguntungkan bagi para tenaga ahli di berbagai bidang. Kombinasi antara teknologi canggih dan manusia pintar menjadi kunci untuk menghasilkan model AI yang lebih andal dan akurat di masa depan.