JAKARTA - Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-79, Google mengatakan akan 120 juta dolar AS (Rp1,81 triliun) untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan AI di berbagai komunitas di seluruh dunia.
Melalui investasi ini, CEO Google Sundar Pichai dalam pidatonya, menegaskan komitmennya melalui kerja sama dengan lembaga nirlaba dan LSM, untuk menghadirkan berbagai pelatihan AI dalam bahasa lokal.
“Kami juga membantu mendukung para wirausahawan untuk revolusi AI. Di Brasil, kami bekerja sama dengan ribuan wirausahawan wanita untuk menggunakan Google AI guna mengembangkan bisnis mereka,” kata Pichai
Sedangkan di Asia, di mana kurang dari enam persen perusahaan rintisan didirikan oleh wanita, Pichai mengaku telah menyediakan banyak bimbingan, modal, dan pelatihan.
BACA JUGA:
Investasi ini berlatar karena Google melihat empat peluang luas untuk AI, yaitu untuk membantu orang mengakses informasi dalam bahasa mereka sendiri, mempercepat penemuan ilmiah, memberikan peringatan dan pelacakan bencana iklim, dan mendorong kemajuan ekonomi.
Namun, di tengah banyaknya manfaat tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa AI juga menghadirkan risiko, misalnya dengan deep fake, meskipun ia tidak menyebutkan dampak AI terhadap iklim.
Maka dari itu, dibutuhkan banyak talenta digital yang ahli di bidang AI, yang mumpuni di seluruh dunia untuk memastikan pemanfaatan AI yang aman dan bertanggung jawab.