Tiongkok Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan Usai Bahas Ketegangan Regional dengan AS

JAKARTA  - Pasukan udara dan laut Tiongkok melakukan manuver di wilayah sengketa Laut China Selatan. Aksi ini terjadi beberapa jam setelah diplomat utama negara itu membahas cara-cara mengurangi ketegangan regional dengan mitranya dari AS.

Kabar tersebut muncul setelah Australia dan Filipina menyatakan militernya akan menggelar aktivitas maritim bersama dengan Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat di zona ekonomi eksklusif Filipina.

Latihan yang dilakukan China akan mencakup latihan peringatan dini dan pengintaian rutin serta patroli di sekitar Scarborough Shoal, kata Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat dilansir Reuters, Sabtu, 28 September.

“Pasukan teater menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi, dengan tegas membela kedaulatan nasional, keamanan dan hak serta kepentingan maritim, (dan) tegas dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” katanya.

Salah satu yang paling diperebutkan di Asia, Scarborough Shoal terletak 200 km (124 mil) di lepas pantai Filipina, dalam zona ekonomi eksklusifnya.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk atolnya, yang kaya akan stok ikan dan laguna berwarna biru kehijauan yang menakjubkan, meskipun ada klaim yang tumpang tindih di jalur perairan sibuk tersebut oleh Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Namun, pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan klaim besar-besaran Tiongkok tidak didukung oleh hukum internasional.

Pengadilan tersebut tidak menentukan kedaulatan atas Scarborough Shoal, yang menurut pengadilan merupakan wilayah penangkapan ikan tradisional bagi beberapa negara.

Pengumuman mengenai manuver tersebut muncul setelah Menteri Luar Negeri Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di New York untuk membicarakan cara menghindari konflik di Laut China Selatan.