China Tidak akan Tutup Mata Terhadap Provokasi Berulang Filipina Terkait Perselisihan di Laut China Selatan
Insiden pencegatan oleh kapal penjaga pantai China terhadap kapal Filipina pada 20 Wikimedia Commons Philippine Coast Guard

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas China pada Hari Kamis mengatakan, pihaknya tidak akan tutup mata terhadap provokasi dan pelecehan berulang kali yang dilakukan berulang oleh Filipina, terkait ketegangan di Laut China Selatan.

Manila awal bulan ini menuduh penjaga pantai dan milisi maritim Tiongkok berulang kali menembakkan meriam air ke kapal-kapal pasokan mereka, sehingga menyebabkan "kerusakan mesin yang serius" pada salah satu kapal dan "sengaja" menabrak kapal lainnya.

Menyebut tuduhan itu sebagai "kebohongan belaka," juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian mengatakan, pihak Filipina bersikeras mengirim kapal untuk "menyusup ke" perairan dekat perairan dangkal yang disengketakan, "secara proaktif menabrak" kapal Penjaga Pantai Tiongkok.

Pada konferensi pers Wu mengatakan, Penjaga Pantai Tiongkok mengambil tindakan penegakan hukum yang dapat dibenarkan dan sah.

"Tiongkok selalu berkomitmen untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi serta melakukan upaya bersama untuk menjaga stabilitas maritim. Namun kami tidak akan menutup mata terhadap provokasi dan pelecehan yang berulang kali dilakukan Filipina," kata Wu, melansir Reuters 28 Desember.

Awal pekan ini, seorang juru bicara militer Filipina mengatakan, negaranya tidak memprovokasi konflik di Laut China Selatan, setelah media pemerintah Tiongkok menuduh Manila mengandalkan dukungan AS untuk terus memusuhi Tiongkok.

Hubungan antara kedua negara bertetangga terkait Laut China Selatan ini memburuk di bawah pemerintahan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, saat Manila beralih kembali ke Amerika Serikat, yang mendukung negara Asia Tenggara tersebut dalam sengketa maritimnya dengan Tiongkok.

"Kami mendesak AS untuk segera berhenti ikut campur dalam masalah Laut Cina Selatan, berhenti memberi semangat dan mendukung pelanggaran dan provokasi Filipina, dan menjaga keamanan regional dengan tindakan nyata," ucap Wu.

Terkait