JLR Investasikan Rp10 Triliun Modernisasi Pabrik Halewood, Siap Produksi EV, Hybrid, dan ICE
JAKARTA - Jaguar Land Rover (JLR) mengumumkan investasi sebesar 500 juta poundsterling (Rp10,1 triliun) untuk merevolusi pabrik bersejarah Halewood di Inggris demi mendukung produksi parallel kendaraan listrik (EV), ICE, dan hybrid terbaru.
Investasi tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap strategi Reimagine, yang menjadikan JLR menjadi brand elektrifikasi sepenuhnya pada 2030 mendatang dengan mencapai nol karbon di seluruh produk, rantai pasokan, dan operasionalnya untuk 2039.
Elektrifikasi merupakan inti dari strategi ini dan Halewood merupakan salah satu aset yang harus dimanfaatkan untuk memproduksi model ICE, PHEV, dan BEV secara berdampingan sebelum akhirnya menjadi fasilitas produksi EV pertama milik JLR.
“Halewood akan menjadi fasilitas produksi EV pertama kami, dan ini merupakan bukti upaya cemerlang tim dan pemasok kami yang telah bekerja sama untuk melengkapi pabrik dengan teknologi yang diperlukan untuk menghadirkan kendaraan listrik mewah kelas dunia,” Executive Director Industrial Operations JLR Barbara Bergmeier, dikutip dari laman JLR, Jumat, 27 September.
JLR mengatakan bahwa setengah dari jumlah investasi tersebut telah dihabiskan untuk memperluas pabrik hingga 32.364 meter persegi untuk memproduksi SUV premium EV berukuran sedang dengan platform Electric Modular Architecture (EMA) terbaru.
Baca juga:
Salah satu pabrik tertua yang dimiliki oleh JLR ini telah dilengkapi dengan teknologi termasuk perakitan EV terbaru, 750 robot otonom, rig kalibrasi ADAS, teknologi penyelarasan laser untuk pemasangan suku cadang, dan sistem manajemen pabrik digital berbasis cloud terbaru untuk mengawasi produksi.
Selain itu, pabrik Halewood akan dilengkapi dengan body shop terbaru yang memproduksi 500 kendaraan per hari. Kemudian, tempat perakitan tersebut dilengkapi dengan bengkel pengecatan yang dimodifikasi sepanjang 1,4 km.
Terdapat tempat penyimpanan bodi baru yang dicat secara otomatis dan sanggup menyimpan sebanyak 600 bodi kendaraan. Kemudian, panjang jalur produksi akhir telah ditingkatkan dari 4 km menjadi 6 km untuk mengakomodasi pemasangan baterai.
Tempat tersebut juga dilengkapi fasilitas canggih seperti Autonomous Mobile Robots (AMR) sebanyak 40 unit yang diperkenalkan dalam membantu karyawan dalam pemasangan baterai bertegangan tinggi serta memberikan pelatihan kepada 1.600 karyawan untuk memasang baterai ke kendaraan listrik.
Pabrik ini pertama kali dibangun pada tahun 1963 lalu dalam memproduksi Ford Anglia. Kini, tempat tersebut siap bertransformasi dalam merakit kendaraan listrik.