JAKARTA - Produsen mobil asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), mengumumkan akan memotong sekitar 10 persen tenaga kerja di pabrik Halewood, wilayah Inggris bagian utara.
Dilansir Reuters, hal ini dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi pabrik. Total ada 500 pekerja yang terkena dampak pengumuman ini.
"JLR mengambil langkah untuk mengoptimalkan performa, menciptakan pertumbuhan berkelanjutan, dan menjaga kesuksesan jangka panjang pada bisnis kami," kata JLR dalam pernyataan, Rabu, 22 Januari.
Karenanya, mereka mengeluarkan kebijakan baru, yang tadinya ada tiga sif kerja, maka diganti menjadi dua-plus sif mulai April 2020.
Pabrik ini memproduksi kendaraan Range Rover Evoque dan Land Rover Discovery Sport. Dari catatan perusahaan, ada penurunan 6 persen pada penjualan 2019. Hal ini dikarenakan melemahnya pasar mobil China dan penurunan permintaan untuk kendaraan diesel di Eropa.
Namun, penjualan JLR meningkat di China dalam beberapa bulan terakhir pada 2019 mencapai naik 1,3 persen.
Serikat pekerja, Unite Union telah mengingatkan, tantangan yang dihadapi JLR sama dengan yang dialami pabrik mobil lain.
JLR, seperti halnya sebagian besar industri mobil, juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan investasi dalam kendaraan nol dan rendah emisi. Apalagi, aturan untuk masalah ini mulai diperketat.
Pada waktu yang sama, perusahaan itu juga harus berurusan dengan turunnya permintaan terhadap beberapa model kendaraan bertenaga konvensional.