Kapal Pasukan Bela Diri Jepang Berlayar Lintasi Selat Taiwan Picu Kemarahan China

JAKARTA - Kapal Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) berlayar melalui Selat Taiwan untuk pertama kalinya dalam langkah bersejarah yang membuat marah Beijing.

Peristiwa ini menandai perselisihan terbaru antara negara bertetangga yang saling menuduh meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Surat kabar Jepang Yomiuri melaporkan kapal perusak SDF Sazanami memasuki Selat Taiwan dari Laut Cina Timur pada Rabu, 25 September.

Transit tersebut dilakukan bersama dengan kapal angkatan laut dari Australia dan Selandia Baru, kata surat kabar itu, mengutip berbagai sumber pemerintah dilansir Reuters, Kamis, 26 September.

Angkatan laut ketiga negara dijadwalkan untuk mengadakan latihan bersama di Laut Cina Selatan mulai hari ini.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menolak mengomentari laporan tersebut, dan menyatakan keprihatinannya mengenai peningkatan aktivitas militer China di wilayah tersebut.

“Kami merasakan adanya krisis yang kuat bahwa pelanggaran wilayah udara telah terjadi satu demi satu dalam jangka waktu singkat,” katanya dalam konferensi pers.

“Kami akan terus memantau situasi dengan penuh perhatian,” imbuhnya.

Jepang telah menanggapi peningkatan aktivitas militer China dengan membangun pertahanan yang dikatakan bertujuan untuk menghalangi Beijing menggunakan kekuatan militer untuk memaksakan klaim teritorialnya di wilayah tersebut.

Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengkritik pasal tersebut dan mengatakan hal itu bertentangan dengan pemahaman bersama tentang prinsip satu Tiongkok.

“Pihak Tiongkok waspada terhadap niat politik pihak Jepang dan telah mengajukan pernyataan serius,” katanya.

“Kami mendesak pihak Jepang untuk menghormati komitmennya terhadap masalah Taiwan, berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan, dan menahan diri untuk tidak menghalangi hubungan Tiongkok-Jepang dan perdamaian di Selat Taiwan,” sambungnya.

Harian Yomiuri mengatakan SDF Jepang sampai sekarang menghindari berlayar melalui perairan tersebut agar tidak membuat marah Beijing, yang mengatakan hanya mereka yang menjalankan kedaulatan dan yurisdiksi atas selat tersebut. Sedangkan China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai miliknya.

Kementerian Pertahanan Taiwan pada Kamis meningkatkan kewaspadaan mengenai gelombang baru aktivitas militer China di sekitar pulau tersebut dan latihan tembakan langsung. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China.