Pastikan Harga Pangan Stabil, Jokowi Kunjungi Pasar di Berau Kaltim
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pasar Sanggam Adji Dilayas di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), untuk memastikan harga pangan baik dan stabil, Kamis 26 September.
"Saya senang, saya cek tadi harga harga-harga di pasar semuanya pada harga yang baik, harga yang bagus, harga yang stabil," ujar Presiden Jokowi memberikan keterangan pers, usai meninjau pasar tersebut, disitat Antara.
Kepala Negara mengungkapkan baru pertama kali melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Berau, dan sangat kaget atas antusias masyarakat yang menyambutnya di pasar tersebut.
"Pertama kali saya ke Kabupaten Berau, saya sangat kaget sekali antusias masyarakat di sini karena mungkin ya baru pertama kali," kata Presiden.
Presiden pun mengharapkan perekonomian di Kabupaten Berau terus tumbuh. Menurutnya, Kabupaten Berau dapat berperan dalam menyokong kebutuhan pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga berada di Kaltim.
"Jadi kan ada Ibu Kota Nusantara, mestinya kabupaten-kabupaten di sekitar itu bisa melihat kebutuhan, kebutuhan dari IKN. Kalau ingin beras disuplai dari mana, buah dari mana, sayur dari mana. Semuanya itu adalah kesempatan, peluang masyarakat, peluang pengusaha untuk bisa ikut terutama usaha mikro kecil untuk ikut berkontribusi di suplai logistik IKN," ujar Presiden.
Sebelumnya, Presiden Jokowi tiba di Bandara Kalimarau, Berau, Kaltim, pada Kamis 26 September, sekitar pukul 11.50 WITA.
Presiden Jokowi disambut tarian "Harmony of Banuanta" yang menggambarkan kehidupan masyarakat Kaltim yang harmonis dan memiliki toleransi tinggi. Presiden Jokowi turut mengenakan baju adat Dayak Gaai saat sambutan tersebut.
Baca juga:
- PDIP: Pergantian dan Pemecatan Tia dan Rahmad dari Anggota DPR karena Perselisihan Suara Pileg
- Paus Fransiskus Ajak Masyarakat Dunia Ambil Sikap Hentikan Serangan Israel ke Lebanon
- Pekerja di India Ramai Tukar Cerita soal Tempat Kerja Toxic Buntut Kematian Karyawan Wanita
- Mobilisasi 700 Prajuritnya ke Siprus, Inggris Minta 10.000 Warganya Segera Keluar Lebanon