Mozilla Dihadapkan Keluhan Privasi terkait Pelacakan Pengguna Firefox

JAKARTA – Kelompok advokasi yang berbasis di Wina, NOYB (None Of Your Business), pada  Rabu 25 September mengajukan keluhan kepada otoritas perlindungan data Austria terhadap Mozilla. Mereka  menuduh pembuat peramban Firefox melakukan pelacakan perilaku pengguna di situs web tanpa persetujuan mereka.

NOYB, yang didirikan oleh aktivis privasi Max Schrems, mengklaim bahwa Mozilla mengaktifkan fitur yang disebut privacy preserving attribution (PPA), yang menjadikan peramban sebagai alat pelacak bagi situs web tanpa memberi tahu penggunanya secara langsung.

Menurut NOYB, meskipun fitur PPA ini lebih tidak invasif dibandingkan pelacakan tanpa batas, fitur ini tetap melanggar hak pengguna di bawah undang-undang privasi Uni Eropa, terutama karena diaktifkan secara default tanpa persetujuan eksplisit dari pengguna.

“Sayang sekali bahwa organisasi seperti Mozilla menganggap pengguna terlalu bodoh untuk mengatakan 'ya' atau 'tidak',” ujar Felix Mikolasch, pengacara perlindungan data di NOYB. “Pengguna seharusnya bisa membuat pilihan, dan fitur ini seharusnya dinonaktifkan secara default.”

Sebagai tanggapan, juru bicara Mozilla  bahwa "uji coba terbatas PPA adalah bagian dari upaya kami untuk memperbaiki praktik periklanan invasif dengan menyediakan alternatif teknis." Mereka menambahkan bahwa teknik ini mencegah pihak manapun, termasuk Mozilla, mengidentifikasi individu atau aktivitas penjelajahan mereka.

Peramban Firefox, yang dulunya populer karena fitur privasinya, kini tertinggal jauh dari peramban terkemuka seperti Google Chrome, Apple Safari, dan Microsoft Edge, dengan pangsa pasar hanya dalam satu digit.

NOYB menginginkan Mozilla untuk memberi tahu pengguna tentang aktivitas pemrosesan datanya, beralih ke sistem opt-in, dan menghapus semua data yang diproses secara ilegal dari jutaan pengguna yang terkena dampak.

Kelompok NOYB ini sebelumnya juga mengajukan keluhan terhadap Alphabet, perusahaan induk Google, atas dugaan pelacakan pengguna peramban Chrome, serta telah mengajukan ratusan keluhan terhadap perusahaan teknologi besar, yang beberapa di antaranya berujung pada denda besar.