Bermitra dengan NAACP, NASA Dukung Kesetaraan Pendidikan STEM
JAKARTA – Belum lama ini, NASA menjalin kemitraan dengan Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP). Melalui kerja sama ini, NASA dan NAACP akan meningkatkan kesetaraan pendidikan.
Kemitraan ini baru disepakati pada 19 September lalu setelah kedua lembaga menandatangani kontrak Perjanjian Undang-Undang Antariksa. Di dalam kontrak tersebut disebutkan bahwa siswa yang kurang terwakili akan mendapat kesetaraan pendidikan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
NASA akan memberikan panduan tentang pemrograman, informasi STEM yang dibutuhkan siswa, hingga memfasilitasi tur ke berbagai fasilitas NASA. Sementara itu, NAACP akan menggabungkan pelajaran, konten, dan tema STEM dari NASA ke dalam program Olimpiade Afro-Akademik, Budaya, Teknologi, dan Ilmiah (ACT-SO).
Program ACT-SO merupakan kompetisi yang diadakan di AS agar para siswa bisa bersaing. Mereka yang memenangkan pertandingan akan mendapatkan beasiswa dan intensif di berbagai bidang, termasuk STEM.
Shahra Lambert, Penasihat Senior dalam Keterlibatan dan Kesetaraan NASA, mengatakan bahwa NASA dan lembaganya memiliki komitmen jangka panjang yang sama, yaitu menarik lebih banyak siswa dari latar belakang yang berbeda ke pendidikan STEM.
Baca juga:
"Perjanjian ini menegaskan kembali komitmen tersebut dan memperkuat kemitraan yang akan memungkinkan kami untuk memperluas kesempatan bagi lebih banyak siswa kulit berwarna untuk membangun identitas STEM mereka," kata Lambert.
Sementara itu, Ketua Dewan Direktur NAACP Leon W. Russell mengungkapkan bahwa lembaganya berusaha meningkatkan jumlah mahasiswa STEM yang beragam. Harapannya, kemitraan baru ini akan mendukung inisiatif yang NAACP dorong selama bertahun-tahun.
"Melalui program ACT-SO dan kemitraan baru dengan NASA ini, kedua organisasi akan membuat kemajuan yang lebih besar untuk membantu membuka jalan (bagi siswa kulit berwarna)," ujar Russell. "Dengan memberlakukan perjanjian hari ini, kami berharap dapat meningkatkan jumlah mahasiswa kulit hitam dan yang kurang terwakili di bidang STEM."