JAKARTA - Partisipasi peran perempuan dalam membangun sektor industri dan ekonomi semakin meningkat di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2021, jumlah pekerja perempuan pada sektor industri mencapai 43,82 persen dari total pekerja sektor industri yang berjumlah 18,69 juta orang.
“Oleh karena itu, kami terus menjalin kerja sama dengan berbagai mitra, baik di dalam maupun luar negeri untuk dapat meningkatkan partisipasi peran perempuan dalam membangun sektor industri dan ekonomi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan dikutip Minggu 13 Maret.
Langkah Kemenperin tidak lepas dari pengaruh kesetaraan gender terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) nasional. Bahkan sebuah studi dari Mckinsey Global Institute Report (2015), menyatakan bahwa kesetaraan gender diyakini menjadi salah satu faktor meningkatnya GDP sebesar 135 juta dolar AS pada tahun 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Prospera David Nellor menyampaikan, perempuan menyumbang 54 persen dari angkatan kerja Indonesia sehingga memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa. Penting bagi ekosistem pendidikan dan pelatihan Indonesia, lingkungan kerja, dan industri untuk mendukung dan inklusif terhadap partisipasi dan pemberdayaan perempuan yang lebih besar.
“Pandemi COVID-19 ternyata menyebabkan ‘she-cession’, atau resesi dihadapi perempuan yang cenderung menerima imbas lebih besar dari pandemi ini,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Adapun kebijakan pengurangan ketimpangan dan peningkatan partisipasi perempuan dalam STEM dikemukakan oleh Direktur Ketenagakerjaan Bappenas Mahatmi Parwitasari Saronto, di antaranya dengan mengedukasi rumah tangga atau keluarga dan masyarakat, memperbaiki mekanisme pembelajaran STEM dengan penyediaan pendidik, materi, dan proses.
“Selain itu, perlu meningkatkan layanan bimbingan karir, beasiswa afirmasi, dan mentoring responsive gender. Kemudian, mengurangi gender gap, mempermudah perempuan mengakses pasar kerja, serta mendukung kebijakan transformasi ekonomi yang menyediakan lebih banyak lapangan kerja bidang STEM,” sebutnya.