Rusia Gelar Latihan Angkatan Laut Terbesar Sejak Era Soviet, Presiden Putin: Ini Sangat Penting
JAKARTA - Presiden Vladimir Putin pada Hari Selasa memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mencoba mengungguli Moskow di Asia, saat kapal perang Rusia dan China mengadakan latihan gabungan sebagai bagian dari latihan angkatan laut Rusia terbesar sejak era Soviet.
Presiden Putin mengatakan, latihan strategis "Ocean-2024" yang diperluas akan dilakukan dari Mediterania ke Pasifik, menguji kesiapan tempur unit dan penggunaan senjata presisi tinggi, termasuk jenis baru yang menjanjikan.
Latihan ini juga akan menggabungkan pelajaran yang dipetik dari "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina.
"Kami memberi perhatian khusus untuk memperkuat kerja sama militer dengan negara-negara sahabat," katanya kepada pejabat militer dalam sambutan yang disiarkan televisi saat peluncuran manuver tersebut, dilansir dari Reuters 11 September.
"Saat ini, dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik di dunia, hal ini sangat penting. Kami melihat Amerika Serikat berusaha mempertahankan dominasi militer dan politik globalnya dengan cara apa pun," lanjutnya.
Lebih jauh Presiden Putin mengatakan, Rusia harus siap menghadapi perkembangan apa pun dan akan terus memperkuat angkatan lautnya, termasuk komponen nuklirnya, dalam menghadapi apa yang ia gambarkan sebagai perlombaan senjata yang didorong oleh Washington.
"Dengan dalih melawan ancaman Rusia yang diduga ada dan menahan Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat dan satelitnya meningkatkan kehadiran militer mereka di dekat perbatasan barat Rusia, di Arktik dan di kawasan Asia-Pasifik," katanya.
"Amerika Serikat dan sekutunya secara terbuka menyatakan rencana mereka untuk menyebarkan rudal jarak menengah dan pendek di apa yang disebut zona depan," lanjutnya.
Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan aliansinya di Pasifik, seperti kemitraan AUKUS dengan Inggris dan Australia, ditujukan untuk memperdalam kerja sama militer guna meningkatkan stabilitas regional.
AUKUS tahun lalu mengumumkan rencana bersama yang akan menyediakan Australia dengan kapal selam serang bertenaga nuklir mulai awal 2030-an untuk menghadapi ambisi Tiongkok di Indo-Pasifik.
"Dengan tindakan agresifnya, Amerika Serikat berusaha meraih keuntungan militer yang nyata, dengan demikian menghancurkan arsitektur keamanan dan keseimbangan kekuatan yang ada di kawasan Asia-Pasifik," kata Presiden Putin.
Komandan Angkatan Laut Laksamana Alexander Moiseyev melaporkan kepadanya, empat kapal dan 15 pesawat Tiongkok sedang berlatih dengan pasukan Rusia.
Baca juga:
- Keluarkan Peringatan Keras, Kementerian Luar Negeri Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Transfer Rudal ke Rusia
- Kim Jong-un Berjanji Tingkatkan Persenjataan Nuklir Korea Utara Secara Eksponensial
- Kepala Badan Pengawas Nuklir PBB Siap Bekerja Sama dengan Pemerintah Baru Iran
- Perwakilan Khusus PBB Prihatin Atas Laporan Kekerasan Seksual Terhadap Tahanan Palestina di Tahanan Israel
Sedangkan kantor berita resmi Tiongkok Xinhua mengatakan pada Hari Senin, tujuannya adalah untuk memperdalam "tingkat koordinasi strategis antara militer Tiongkok dan Rusia dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bersama-sama menanggapi ancaman keamanan".
Latihan dengan Tiongkok merupakan bagian dari manuver Rusia yang jauh lebih besar yang akan berlangsung hingga 16 September di Samudra Pasifik dan Arktik serta Laut Mediterania, Baltik, dan Kaspia.
Laksamana Moiseyev mengatakan kepada Presiden Putin, latihan ini akan melibatkan lebih dari 90.000 prajurit Rusia, lebih dari 400 kapal, 125 pesawat, dan lebih dari 7.500 unit persenjataan.