Accelerator Lab Indonesia Siap Hadirkan Inovasi Terbaru
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan pengembangan teknologi baru memegang peran penting dalam inovasi bangsa. Upaya itu sejalan dengan Accelerator Lab UNDP di Indonesia.
"Pandemi COVID-19 telah membuat kita sadar betapa pentingnya tindakan cepat dan kreativitas untuk mengatasi tantangan pembangunan saat ini. Kita memerlukan ide dan kreativitas baru untuk menghadirkan teknologi baru yang dapat mendistrupsi paradigma lama yang menghambat solusi untuk mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan ketimpangan," kata Bambang dalam siaran pers, Senin, 29 Maret.
Kepala Badan Riset dan Nasional (BRIN) itu mengatakan Accelerator Lab Indonesia akan menjadi salah satu dari 91 Accelerator Lab di 115 negara yang mencari, menguji, dan meningkatkan solusi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura meminta stakeholder untuk mendukung percepatan teknologi dan inovasi terbaru. Mengingat situasi pandemi mendorong kreativitas pada sebuah pendekatan baru.
"UNDP Indonesia bangga meluncurkan Accelerator Lab hari ini karena dapat menambahkan lebih banyak solusi dan ide untuk mengatasi tantangan hari ini untuk meraih peluang di masa depan," kata Shimomura.
Accelerator Lab Indonesia disokong dengan dengan pendanaan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Qatar Fund for Development. Lab ini juga telah melakukan studi perkotaan untuk memecahkan masalah-masalah etnografi, seperti bencana banjir.
Dalam kesempatan yang sama, Peter Schoof, Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengatakan adanya pusat jaringan pembelajaran di Indonesia akan membantu ide dan kreativitas mengalir lebih mudah, menciptakan solusi yang cepat dan mendorong lebih banyak praktisi untuk mempercepat proses untuk memenuhi agenda SDGs.
"Pemerintah Jerman bangga mendukung pendirian Accelerator Lab di Indonesia yang diharapkan dapat menjadi katalisator pembelajaran untuk solusi SDGs," kata Peter.
Sementara itu, Duta Besar Qatar untuk Indonesia Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti mengatakan inovasi adalah inti pembangunan pesat Qatar dalam beberapa dekade terakhir.
"Masyarakat kami telah mengalami perubahan transformatif dan menjadi lebih baik karena kami terus mendorong inovasi dan teknologi. Perubahan besar dengan skala nasional dapat dimulai dari komunitas kecil dan kami harap Accelerator Lab Indonesia menjadi jaringan pembelajaran yang berkembang pesat," kata Fawziya.
Baca juga:
- Wujudkan Kemandirian Alat Kesehatan, Indonesia Luncurkan Tes COVID-19 dengan Air Liur
- Menristek Bambang Sebut Varian COVID B117 Asal Inggris Belum Terbukti Ganggu Kinerja Vaksin
- Menristek Bambang: Di Masa Depan, Transportasi akan Nontunai dan Tanpa Pengemudi
- Dilema Skuter Listrik, Moda Transportasi Urban Jakarta
Menghadirkan inovasi dinamis ke dalam birokrasi publik besar tidak pernah mudah, dan akan selalu ada banyak penentang. Tetapi tanpa inovasi yang dipercepat, kecil peluang untuk mencapai SDGs, kata Geoff Mulgan, Professor of Collective Intelligence, Public Policy and Social Innovation, University College London dan penasihat Global Accelerator Labs.
Menurutnya Accelerator Lab telah membuat awal yang baik, yang berfokus pada tindakan praktis. Accelerator Lab Indonesia akan bekerja dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia, akademisi, CSOs, masyarakat setempat, komunitas inovator nasional dan internasional, dan start-up.