Profil Ni Nengah Widiasih Atlet Angkat Besi Indonesia, Punya Segudang Prestasi Internasional
YOGYAKARTA - Profil Ni Nengah Widiasih menarik untuk dikulik setelah dirinya berhasil menorehkan rekor pribadi dalam ajang Paralimpiade Paris 2024. Ni Nengah Widiasih menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam event internasional yang digelar di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Rabu, 4 September.
Ni Nengah Widiasih merupakan atlet angkat berat dari Paralimpiade Indonesia. Perempuan asal Bali ini menjadi atlet kebanggaan Indonesia di cabor tersebut. Tak cuma unjuk gigi di Paralimpiade Paris 2024, Ni Nengah Widiasih juga sudah beraksi di berbagai kompetisi angkat berat dunia.
Walaupun belum bisa membawa pulang medali di Paralimpiade Paris 2024, namun perjuangan dan kontribusi Widi sangat mengesankan. Dirinya bahkan pernah ikut serta di empat Paralimpiade yaitu di tahun 2012, 2016, 2020, dan 2024. Lantas seperti apa profil Ni Nengah Widiasih dan prestasinya sejauh ini?
Profil Ni Nengah Widiasih
Ni Nengah Widiasih lahir di Karangasem, Bali, pada 12 Desember 1992. Perempuan yang saat ini berusia 32 tahun ini dikenal sebagai atlet powerlifting atau angkat berat asal Indonesia, tepatnya dari Provinsi Bali.
Ni Nengah Widiasih merupakan putri dari ayah I Gede Gambar dan ibu Ni Luh Bingin. Widi terlahir dari keluarga yang memang sudah mengenal dunia angkat berat. Kakak laki-lakinya bernama I Gede Suantaka merupakan atlet powerlifting.
Meski menjalani semua aktivitasnya di atas kursi roda akibat kelumpuhan di kedua kakinya sejak kecil, kondisi tersebut tak menghalangi Widi. Ia tetap bisa menjadi atlet angkat berat dan membanggakan Indonesia.
Terlahir dengan kondisi sehat, namun saat berusia sekitar tiga tahun Widi terkena polio. Kondisi itu membuat kakinya tidak berkembang sempurna dan harus memakai kursi roda.
Keadaan tersebut sempat membuat wanita yang besar di Karangasem ini tidak percaya diri dan sering menangis. Kendati begitu, Dalam orang tuanya terus memberikan semangat. Ketika duduk di kelas enam bangku sekolah dasar, ia tinggal di asrama yang dikelola oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat.
Meski demikian, seluruh pengeluaran sehari-harinya ditanggung oleh yayasan, dan ketika ia bersekolah menengah, pendidikannya dibiayai melalui beasiswa.
Perjalanan Karier Ni Nengah Widiasih
Menurut laman resmi Paralympic, Ni Nengah Widiasih mulai mengenal powerlifting pada tahun 2006 berkat pengaruh kakak laki-lakinya. Atas dorongan kakaknya, yang juga seorang atlet angkat berat, Widi akhirnya mendalami olahraga ini.
Sebelumnya, Widi aktif dalam cabang olahraga balap atletik dan sempat berkompetisi di berbagai kejuaraan termasuk Pekan Olahraga Pelajar Cacat (Popcat) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Namun kemudian ia beralih ke cabang olahraga angkat berat.
Sebagai atlet para angkat berat, Widi berpartisipasi di kelas 40 kilogram pada ajang Para Games Pelajar Nasional 2006 di Indonesia. Dalam kompetisi ini dirinya berhasil meraih medali emas.
Pada tahun 2008, Widi memenangkan medali perunggu di ASEAN Para Games di Nakhon Ratchasima. Setahun kemudian Widi meraih medali perak di ajang serupa di Kuala Lumpur. Widi juga sukses meraih medali dalam kompetisi nasional di Surakarta dan Bali, bertanding di kelas 40 kilogram.
Debut Widi di Paralimpiade dimulai pada tahun 2012 di London, meski saat itu ia belum berhasil membawa pulang medali. Namun dengan semangat yang tak pudar, ia terus berjuang meskipun mengalami cedera dan harus menjalani diet ketat. Pada akhirnya, Widi berhasil mendapatkan medali perunggu di Paralimpiade 2016.
Setelah Paralimpiade 2016, Widi kembali mengalami cedera pada bahu kanannya. Meski begitu, ia bangkit dan berhasil meraih medali emas di ASEAN Para Games 2017, perak di Asian Para Games 2018, dan perak di Paralimpiade Tokyo 2020.
Selain meraih perak di Tokyo, Widi juga memecahkan rekornya sendiri dengan mengangkat beban 98 kilogram, melampaui angkatan sebelumnya yang hanya 97 kilogram pada Asian Para Games Jakarta-Palembang 2018. Menurut laman Kemenpora, Widi juga berhasil memecahkan rekor di ASEAN Para Games Solo 2022.
Pada tahun 2024, Widi kembali berkompetisi di Paralimpiade Paris yang digelar di Porte de la Chapelle Arena. Dalam ajang tersebut, ia mengangkat beban 101 kilogram di kelas 41 kilogram, yang menjadi angkatan terberat sepanjang kariernya.
Baca juga:
Prestasi Ni Nengah Widiasih
Sepanjang kariernya di olahraga angkat berat, Ni Nengah Widiasih berhasil menyabet berbagai medali atau gelar juara. Berikut ini sederet prestasi yang pernah diraih oleh atlet angkat berat Indonesia Ni Nengah Widiasih:
- ASEAN Para Games Thailand 2008: Medali Perunggu
- ASEAN Para Games Malaysia 2009: Medali Perak
- ASEAN Para Games 2011 Indonesia: Medali Emas
- Asia Open Championship 2012 di Malaysia: Medali Perak
- ASEAN Para Games 2013 di Myanmar: Medali Emas
- Asia Championship 2013 di Malaysia: Medali Perak
- World Championship 2014 di Dubai: Medali Perunggu
- Asian Open Championship 2015 di Kazakhstan: Medali Perak
- Asian Para Games 2015 di Singapura: Medali Emas
- Asian Championship 2016 di Malaysia: Medali Emas
- Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil: Medali Perunggu
- ASEAN Para Games 2017 di Malaysia: Medali Emas
- European Championship 2018 di Perancis: Medali Emas
- Asia Oceania 2018 di Jepang: Medali Perak
- World Cup Dubai 2019: Medali Perak
- Word Cup Hungaria 2019: Medali Emas
- Powerlifiting World Cup di Thailand 2021: Medali Emas
- WPPO World Cup di Dubai 2021: Medali Perunggu
- Paralimpiade Tokyo 2020: Medali Perak
Demikianlah profil Ni Nengah Widiasih dan perjalanan kariernya. Widi merupakan atlet angkat besi kebanggan Indonesia yang sudah menyumbangkan berbagai prestasi di kancah internasional. Baca juga Indonesia rebut emas pertama di Paralimpiade Paris 2024.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.