Keluarga Korban yang Ditawan Hamas Sebut Netanyahu Mainkan Politik Pribadi Daripada Gencatan Senjata
JAKARTA - Ayah dari korban yang disandera Hamas, Jonathan Dekel-Chen, memandang Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu sedang memainkan politik kepentingan pribadi daripada memastikan terwujudnya gencatan senjata.
Dekel-Chen yang merupakan warga Israel-Amerika menyerukan kembali dilanjutkannya negosiasi gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Dalam sesi wawancara di acara "Face the Nation with Margaret Brennan", Dekel-Chen mengatakan Netanyahu sedang menavigasi keberlanjutan invasi di Gaza dengan mengacuhkan peluang kebebasan para sandera lewat pembicaraan gencatan senjata.
Untuk setiap diskusi, orang Israel pada umumnya, dan termasuk saya, telah sangat kritis terhadap pemerintah Israel karena tidak bernegosiasi dengan itikad baik sekarang, selama berbulan-bulan," katanya, dikutip CBS News, Senin 2 September.
Pernyataan Dekel-Chen menggemakan pandangan banyak orang Israel yang telah mengkritik Netanyahu dan kabinetnya lantaran tetap ngotot melakukan operasi militer ke Gaza.
"Tidak ada penjelasan yang masuk akal mengapa pemerintah kita menolak untuk terlibat secara mendalam dalam negosiasi ini dan menyelesaikannya, ketika seluruh lembaga militer senior dan komunitas intelijen kita telah mengatakan secara terbuka selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan bahwa waktunya telah tiba untuk mengakhiri pertempuran di Gaza, membawa pulang sandera kita, sebanyak mungkin dalam keadaan hidup," tutur Dekel-Chen.
Baca juga:
- 40 Ribu Warga Palestina Tewas, 92.401 Luka-luka Sejak Agresi Israel di Gaza per Hari Ini
- KPK Panggil Direktur Keuangan Sinarmas Sekuritas Terkait Korupsi Investasi Fiktif PT Taspen
- Pemprov DKI Siagakan Pelayanan Kasus Mpox di Semua Kecamatan
- Pria Gugat Hotel di Las Vegas Gegara Bermalam Bareng Pasangan Kelaminnya Disengat Kalajengking
Sedikitnya jenazah enam sandera asal Israel ditemukan pada Sabtu 31 Agustus 2024. Keenamnya ditemukan terbunuh di antara reruntuhan bangunan di Gaza.
Temuan itu memicu demonstrasi besar-besaran di berbagai tempat di Israel. Al Jazeera melaporkan ribuan warga Israel turun ke jalan protes terhadap kebijakan Netanyahu pascatemuan enam sandera tewas pada Minggu 1 September waktu setempat.
Massa protes menganggap tewasnya enam sandera imbas keputusan salah yang diambil Netanyahu.
Pemerintah Israel dianggap gagal menjalankan kebijakan untuk membawa pulang sandera dengan selamat dengan menolak kesepakatan-kesepakatan penting.
Hari ini, aksi protes kembali berlanjut dengan melibatkan elemen buruh Israel yang mogok massal.
Adapun terdapat delapan warga negara Amerika yang diyakini masih disandera, termasuk putra Dekel-Chen, Sagui. Sagui merupakan ayah dari tiga anak perempuan, termasuk satu yang lahir saat ia ditawan.
"Satu-satunya hal yang kami ketahui secara pasti tentang Sagui adalah, pada akhir November, awal Desember, kami tahu bahwa ia masih hidup, terluka, tetapi masih hidup," kata Dekel-Chen.