Garda Revolusi Iran Terima 2.600 Persenjataan Baru: Ada Rudal Antiradar hingga Drone Tempur
JAKARTA - Angkatan Laut Garda Revolusi Iran (IRGC) menerima sekitar 2.640 peralatan militer baru, mulai dari sistem rudal hingga drone pada Hari Jumat.
Media pemerintah melaporkan, salah satu senjata yang diterima adalah rudal jelajah baru yang dilengkapi dengan hulu ledak yang sangat eksplosif dan tidak terdeteksi.
"Di dunia saat ini, Anda harus kuat untuk bertahan hidup, atau menyerah. Tidak ada jalan tengah," kata komandan tertinggi IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami, melansir Reuters 9 Agustus.
"Sejumlah besar rudal jelajah telah ditambahkan ke armada angkatan laut Garda. Rudal baru ini memiliki kemampuan hulu ledak yang sangat eksplosif yang tidak terdeteksi dan dapat menyebabkan kerusakan besar dan menenggelamkan target mereka," kata pernyataan Garda.
Angkatan Laut Garda juga mengatakan dalam sebuah pernyataan, berbagai jenis sistem rudal jarak jauh dan menengah, serta pesawat nirawak pengintai dan radar angkatan laut, telah ditambahkan ke armadanya.
"Sistem ini termasuk di antara senjata antipermukaan dan bawah permukaan paling mutakhir di angkatan laut Garda," katanya.
Televisi pemerintah menayangkan beberapa senjata pada Hari Jumat. Angkatan Laut Garda Revolusi menambahkan, hanya 210 dari 2.654 sistem yang ditampilkan karena tidak mungkin untuk mengungkap sistem strategis lainnya karena alasan keamanan.
Pengumuman oleh IRGC itu bertepatan dengan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang besar, setelah Iran bersumpah untuk membalas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, usai menghadiri pelantikan presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian pada tanggal 31 Juli.
Baca juga:
- Pelapor Khusus PBB Sebut Hari Pertanggungjawaban Israel akan Segera Tiba
- Kepala HAM PBB Prihatin Usai Otoritas Iran Eksekusi 29 Orang dalam Dua Hari Terakhir
- Hamas Tengah Mempertimbangkan Soal Kelanjutan Perundingan Gencatan Senjata
- Ada Peringatan Potensi Gempa Besar, PM Jepang Kishida Batalkan Kunjungan ke Asia Tengah dan Mongolia
Iran telah menyalahkan Israel, sementara Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya. Selain pembunuhan Haniyeh, sebelumnya serangan Israel menewaskan salah satu komandan senior militan proksi Iran, Hizbullah yang berbasis di Lebanon, dalam serangan ke Beirut, sehari sebelum tewasnya Haniyeh.
Iran diketahui memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, menganggap senjata tersebut sebagai pencegah dan kekuatan pembalasan yang penting terhadap AS dan Israel jika terjadi perang.
Menurut Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, Iran dipersenjatai dengan rudal balistik terbanyak di kawasan tersebut.