Etnis Bersenjata KNU Cegat 700 Karung Beras di Perbatasan, Militer Myanmar Terancam Kelaparan dan Terisolir

JAKARTA - Kelompok etnis bersenjatan Karen National Union (KNU) mengumumkan, sayap militer Brigade-5 miliknya berhasil mengisolasi dan memastikan tidak ada makanan yang disuplai untuk tentara rezim militer Myanmar di Distrik Papun, Negara Bagian Karen.

KNU menerangkan, Brigade-5 milik mereka berhasil memblokir rute keluar dan masuk ke Papun, membuat tentara rezim militer di sana terisolir dan pasokan makanan serta kebutuhan lainnya tidak bisa dikirimkan.

Rezim militer Myanmar mencoba mengatasi blokir ini dengan membeli 700 karung beras dan minyak dari Thailand, mencoba memanfatkan Sungai Salween di perbatasan Myanmar - Thailand.

Beras dan minyak tersebut diturunkan di sisi Sungai Salween Myanmar sejak akhir pekan lalu. Namun, tidak bisa diakses oleh tentara rezim militer Myanmar.

"Kami melarang mereka mengirim karung beras. Jika mereka membawa beras yang bertentangan dengan pesanan kami, kami akan melakukan apa yang diizinkan untuk kami lakukan di wilayah kami. Kami ingin membuang air sebelum api mulai menyala. Kami mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah konflik meningkat. Jika terjadi sesuatu karena mereka tidak memenuhi permintaan kami, kami tidak akan bertanggung jawab," kata juru bicara Brigade 5 KNU Mayor Saw Kler Doh.

KNU mengatakan, mereka memblokir pengiriman makanan karena tidak mendukung kudeta rezim militer Myanmar, serta tindakan brutal yang membuat ratusan pengunjuk rasa antikudeta tewas. Selain itu, 500 orang Karen saat ini terkena dampak konflik di Distrik Papun.

Brigade 5 KNU mengeluarkan peringatan dalam bahasa Burma dan Thailand yang mengatakan,  mereka tidak akan mentolerir siapa pun yang membawa makanan untuk tentara rezim militer Myanmar.

"Biasanya, mereka mengirim persediaan makanan (untuk pasukan di Papun) pada waktu-waktu seperti ini. Tapi tahun ini, mereka melakukan kudeta dan menindas rakyat. Mereka bukan pemerintah yang sah. Kediktatoran militer akan bertahan jika mereka dapat mempertahankan pasukan mereka di wilayah kita. Karena itu, kami mencegah mereka mengirimkan makanan. Orang-orang tidak mendukung mereka dan kami mendukung orang-orang," tegas Mayor Saw Kler Doh.

Tatmadaw tidak membuat pernyataan publik tentang penghentian pasokan makanan di Distrik Papun. Militer juga tidak meminta KNU untuk mengizinkan makanan dikirimkan.

Militer Thailand membantah telah memasok beras untuk unit-unit pasukan militer Myanmar. Mereka memastikan setiap makanan yang melalui perbatasan, bagian dari perdagangan normal. 

"Tentara Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan belum ada kontak dari tentara Myanmar yang meminta bantuan atau meminta bantuan dari kami," kata Mayor Jenderal Amnat Srimak, komandan Angkatan Naresuan dari tentara Thailand dalam sebuah pernyataan.

"Jika ada sesuatu, saya pikir ada perdagangan reguler di penyeberangan perbatasan biasa. Kami tidak memblokir ini, jika tindakan tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur bea cukai," imbuhnya.

Bentangan Sungai Salween di Papun berada di bawah kendali etnis bersenjata KNU Brigade 5 dan merupakan rumah bagi pos terdepan KNU, desa dan kamp Karen untuk pengungsi internal, serta pos terdepan militer rezim militer Myanmar. 

Penduduk setempat mengatakan, beras dan minyak bukan bagian dari perdagangan reguler antara kedua negara, tetapi hanya dipasok ke unit Tatmadaw.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.