Bertemu Menlu Wang Yi Tiga Jam, Dmytro Kuleba Sampaikan Kesiapan Ukraina Berdialog dengan Rusia

JAKARTA - Kyiv terbuka untuk bernegosiasi dengan Rusia jika Moskow siap melakukannya dengan itikad baik, sesuatu yang belum terlihat buktinya sejau ini, kata diplomat utama Ukraina saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guangzhou, Hari Rabu.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba adalah pejabat Ukraina berpangkat tertinggi yang melakukan perjalanan ke China sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Ia mengadakan pembicaraan dengan Menlu Wang selama lebih dari tiga jam, kata seorang sumber Ukraina dalam delegasi tersebut.

"Kuleba menegaskan kembali, (Kyiv) siap untuk melibatkan pihak Rusia dalam proses negosiasi pada tahap tertentu, ketika Rusia siap untuk bernegosiasi dengan itikad baik, tetapi menekankan bahwa tidak ada kesiapan seperti itu yang saat ini diamati dari pihak Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 24 Juli.

"Pembicaraan baru saja selesai. Pembicaraan tersebut berlangsung selama lebih dari tiga jam secara total, lebih lama dari yang direncanakan. Ini adalah percakapan yang sangat mendalam dan konkret," kata seorang sumber Ukraina dalam delegasi tersebut kepada Reuters.

Sementara, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada konferensi pers di Beijing, kedua menteri telah membicarakan perlunya mengambil pandangan jangka panjang dalam membangun hubungan bilateral dan bahwa China akan "terus memperluas impor pangannya dari Ukraina".

Mao Ning mengatakan, Tiongkok prihatin dengan situasi kemanusiaan di Ukraina dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan.

Ia juga mengatakan, pihak Rusia dan Ukraina "dalam berbagai tingkatan mengisyaratkan kesediaan mereka untuk berunding" dalam perang tersebut.

"Meskipun kondisinya belum matang, kami mendukung semua upaya yang mendukung perdamaian dan bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dalam mewujudkan gencatan senjata dan dimulainya kembali perundingan damai," tambahnya.

Kyiv diketahui berupaya untuk mengadakan pertemuan puncak internasional kedua akhir tahun ini, untuk memajukan visinya tentang perdamaian setelah pertemuan awal di Swiss pada Bulan Juni menarik puluhan delegasi dari seluruh dunia, tetapi tidak ada perwakilan dari Rusia atau China.

Ukraina mengatakan ingin pertemuan puncak keduanya diselenggarakan oleh negara "Global Selatan" dan Rusia harus hadir. Kyiv juga mengatakan ingin melihat Negeri Tirai Bambu memainkan peran yang lebih aktif dalam mengakhiri perang.