BI Rate Tetap 6,25 Persen, Bos Gapmmi: Tak Tambah Beban Industri
JAKARTA - Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25 persen.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, keputusan BI untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan itu tidak akan menambah beban bagi industri.
Mengingat, lanjutnya, sebagian besar sektor industri mengandalkan pinjaman dari perbankan.
"Industri itu sebagian besar ada pinjaman bank, rata-rata sekitar 70 persen. Kalau bunga bank naik terus, otomatis, kan, biaya meningkat," ujar Adhi saat ditemu di Artotel Gelora Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli.
Adhi pun tak menampik bahwa saat ini biaya logistik sedang meningkat.
Bahkan, ada beberapa negara yang biaya logistiknya itu naik hingga tiga kali lipat. Hal ini pun dikhawatirkan akan menambah beban untuk sektor industri.
"Otomatis industri itu harus menambah inventorynya (barang inventaris). Kalau dulu stok cukup dua minggu, sekarang harus satu bulan. Bahkan, ada ingredients (bahan baku) tertentu yang harus dua bulan stok," katanya.
Dengan demikian, kata Adhi, para pengusaha pun membutuhkan modal cukup banyak.
Menurutnya, apabila suku bunga dinaikkan, nantinya dikhawatirkan biaya modalnya semakin mahal.
"Stok ini, kan, butuh modal. Kalau bunganya makin tinggi, otomatis biaya modalnya makin mahal," ucap Adhi.
Dia berharap, suku bunga acuan di kuartal keempat ini tidak meningkat alias tetap di kisaran 6,25 persen.
"Kami berharap tetap, jangan naik lagi," pungkasnya.
Baca juga:
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25 persen. Selain itu, BI juga tetap pertahankan suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility, masing-masing sebesar 5,50 persen dan 7,0 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen sebagai langkah konsistensi moneter yang pro stabilitas.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Juli 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu, 17 Juli.