Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah secara resmi meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) pada hari ini, Senin, 22 Juli. Pada peluncuran kali ini pemerintah mengkhususkan pada komoditas nikel dan timah setelah sebelumnya sukses dengan batu bara.

Sekertaris Umum Asosasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey berharap sistem ini tidak rentan terhadap serangan siber. Ia mencontoh serangan siber beberapa waktu lalu yang meretas pusat data nasional.

"Mudah-mudahan bantu doa tidak ada kendala semoga tidak ada hacker-hacker microsoft sehingga shutdown karena ini, kan, digital," ujar Meidy saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian Keuangan, Senin 22 Juli.

Apalagi, kata dia, salah satu kelemahan sistem digital adalah risiko shut down seperti yang dialami sistem Minerba Online Monitoring System (MOMS) yang merugikan perusahaan tambang.

"Digital itu kelemahannya adalah dia shut down, kalau dia shut down jangan sampai terjadi kayak kemaren MOMS shutdown perusahaan kena demurrage, nanggung kerugian. Ini bukan kesalahaan kerusahaan tapi kesalahan sistem," kata dia.

Untuk itu Meidy meminta agar Simbara benar-benar dipersiapkan sebaik mungkin sehingga dapat digunakan hingga ke remote area meningat banyak lokasi tambang minerba yang terletak di wayah terpencil dan terkendala sinyal.

Oleh sebab itu, Meidy menilai SIMBARA harus betul-betul rampung dan terkondisikan agar bisa terimplementasi bahkan sampai area terpencil. Sebab, banyak perusahaan pertambangan yang terkendala sinyal.

"Kita berharap dengan adanya Simbara semuanya faktual, tidak ada double-double kontrak, dobel-dobel dokumen," sambung dia.

Lebih jauh Meidy bilang dirinya menyambut baik hadirnya komoditas nikel dalam sistem ini karena seluruh proses hulu hingga hilir industri pertambangan menjadi lebih transparan.

"Dari produksi sampai yang makan, dulu lih, nanti ada jalur-jalurnya ketahuan ya, ada perdagangannya, ada pajak atau royaltinya, ada perhubungan kita lewat pelabuhannya, yang produksi sama ESDM sama perindustrian yang makan," beber dia.

Pada kesempatan yang sama ia juga mengharapkan Simbara dapat menjadi sistem yang dapat mengurangi kegiatan pertambangan ilegal.

"Kita berharap mudah-mudahan setelah ini bener-bener ada controlling, monitoring, semua proses upstream to downstream, lifecycle dari penambangan sampai output, sehingga tidak ada kerugian negara," pungkas dia.