Penantian Panjang Inggris Merebut Gelar Turnamen Besar Masih Berlanjut

JAKARTA - Inggris gigit jari. Mereka kembali gagal mengangkat trofi turnamen besar (Piala Dunia dan Euro).

Dua edisi beruntun, Three Lions berhasil ke partai puncak Euro (2020 dan 2024), tapi tak berujung gelar alias cuma menjadi runner-up.

Penampilan di Piala Dunia lebih buruk. Pada dua edisi terakhir, Inggris cuma sampai semifinalis (2018) dan perempat final (2022).

Penantian panjang Inggris selama 58 tahun ternyata masih berlanjut. Terakhir kali Three Lions mengangkat trofi--dan merupakan satu-satunya--ialah pada Piala Dunia 1966.

Kekecewaan jelas tak bisa dibendung kapten Harry Kane. Pemain Bayern Munchen itu tidak kuasa menahan kepedihannya lantaran Inggris kembali gagal memanfaatkan kesempatan.

"Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan kami semua. Ini adalah kesempatan yang terlewatkan."

"Anda harus memanfaatkannya ketika itu datang dan kami tidak melakukannya lagi. Ini akan menyakitkan untuk waktu yang lama," ujar Kane.

Bagi Kane, Euro 2024 bisa menjadi yang terakhir. Kesempatan pemungkasnya bersama Three Lions mungkin hanya tinggal Piala Dunia 2026.

Namun, tak demikian dengan Gareth Southgate. Karier manajer 53 tahun itu di ujung tanduk.

Dia sudah dua kali gagal di final Euro. Southgate menjadi pelatih ketiga yang cuma meraih runner-up dua edisi beruntun setelah Helmut Schon (Jerman) pada 1972 dan 1976 serta Berti Vogts (Jerman) pada 1992 dan 1996.

"Saya pikir Spanyol adalah tim terbaik di turnamen ini. Kami tidak cukup menguasai bola, tapi kami mampu melakukannya hingga 10 menit terakhir. Saya benar-benar merasa hancur untuk semua orang," tutur Southgate menjelaskan perasaannya.

Southgate juga memimpin Inggris dalam kegagalan Piala Dunia 2018 dan 2022. Meski mengklaim Three Lions jauh lebih baik di tangannya dari segi mentalitas, tetap saja publik ingin puasa gelar terhenti.

Sudah 58 tahun Inggris tanpa trofi Piala Dunia, plus 60 tahun tidak pernah menjuarai Euro sejak pertama kali ikut serta pada 1964.

Sampai kapan penantian Inggris? Sampai kapan suporter bisa benar-benar berteriak 'football is coming home'?