Pertemuan Perdamaian Ukraina Ditargetkan Dilanjutkan November, Presiden Zelensky Ingin Rusia Hadir
JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky menginginkan kehadiran perwakilan Rusia, saat pertemuan internasional kedua yang membahas perdamaian Ukraina ditargetkan digelar November mendatang.
Ukraina menjadi tuan rumah bagi delegasi dari 92 negara pada pertemuan puncak pertama di Swiss bulan lalu untuk memajukan cetak birunya bagi perdamaian.
Rusia sendiri tidak diundang ke acara tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak mungkin.
"Saya menetapkan tujuan pada Bulan November kami akan memiliki rencana yang sepenuhnya siap," kata Presiden Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv, melansir Reuters 16 Juli.
"Saya pikir perwakilan Rusia harus hadir di pertemuan puncak kedua," lanjutnya.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai melakukan kunjungan ke Washington, Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan puncak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) minggu lalu.
Pejabat Ukraina mengatakan pertemuan puncak kedua akan membahas rencana yang dirancang sebelumnya oleh puluhan negara yang dibagi menjadi beberapa kelompok kerja.
Presiden Zelensky menambahkan, para pejabat kemungkinan akan bertemu di Qatar pada akhir Juli atau awal Agustus untuk membentuk sikap tentang keamanan energi. Pertemuan tentang keamanan pangan kemungkinan akan diadakan di Turki pada Bulan Agustus dan pertemuan lainnya di Kanada pada Bulan September tentang tawanan perang dan anak-anak, katanya.
Pejabat Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa perwakilan Rusia dapat diundang ke pertemuan puncak lanjutan.
Di sisi lain, seorang Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan minggu lalu, Moskow tidak akan menghadiri pertemuan puncak lanjutan. Kremlin kurang tegas dan mengatakan "tidak ada substansi yang pasti" mengenai gagasan pertemuan puncak kedua.
Baca juga:
- Terima Menlu Inggris, Presiden Herzog Sebut Israel Perangi Upaya Iran untuk Merusak Stabilitas Global
- Tidak Ada Kemungkinan Korban Selamat, Otoritas Nepal Fokus Cari Mayat Penumpang Bus yang Disapu Tanah Longsor
- Serukan Penurunan Suhu Politik Usai Penembakan Trump, Presiden Biden: Kekerasan Tidak Pernah Menjadi Jawaban
- Presiden Biden Perintahkan Secret Service Tingkatkan Pengamanan Donald Trump Usai Penembakan
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan, para pejabat AS membahas potensi negosiasi diplomatik dengan Presiden Zelensky selama pertemuan puncak tersebut, tetapi mengatakan keputusan tentang pembicaraan damai adalah keputusan Ukraina.
"Kami selalu mendukung diplomasi saat Ukraina siap, tetapi tidak pernah jelas bahwa Kremlin siap untuk diplomasi yang sebenarnya," kata Miller dalam jumpa pers.
Diketahui, pertemuan puncak pertama membahas tiga dari 10 poin yang diajukan oleh Ukraina sebagai "rumus" perdamaian Presiden Zelensky, termasuk keamanan pangan, keselamatan nuklir, dan pembebasan tawanan perang dan anak-anak.