Dino Patti Djalal Soroti Penanganan Kasus Mafia Tanah: Kurang Personel

JAKARTA - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menyoroti sistem penanganan kasus pertanahan di kepolisian. Dia menilai, sejauh ini masih kurang maksimal, mesti sudah diperbaiki.

Kurang maksimalnya penanganan di kepolisan, kata Dino, berkaca pada kasus yang sempat menimpa ibunya. Hanya untuk satu kasus, anggota polisi mesti lembur untuk mengusut tuntas.

"Kalau di polisi itu sudah over crowded. Kaya kasus saya itu akhirnya ada yang ketangkep ya. Itu meraka kerja berhari-hari sampe pagi untuk satu kasus aja," ucap Dino dalam diskusi bertajuk 'Mafia Tanah Praktik Ilegal Berlembaga' yang disiarkan secara daring, Kamis, 18 Maret.

"Coba kalau nanganin 100 kasus sementara yang kerja cuma 12-15 orang, masuk akal ngga?" sambung dia.

Untuk itu, dalam upaya memberantas mafia tanah pembenahan di seluruh sistem penanganan mesti dibenahi. Mulai dari sistem penerimaan laporan hingga pengusutan perkara haruslah diperbaiki.

Minimal, ada penambahan anggota dalam satuan yang menangani perkara pertanahan. Sehingga, semua pelaporan dari pihak yang menjadi korban mafia tanah dapat tertangani dengan baik

"Jadi kapasitasnya harus diubah sistem kerjanya harus diubah, sistem penerimaan laporan, dan sistem proses laporan harus dibenahi," kata dia.

Sebagai informasi, dalam kasus mafia tanah yang menimpa ibu dari Dino Patti Djalal, polisi setidaknya menetapakan 15 orang tersangka.

Belasan tersangka itupun berdasarkan tiga laporan polisi. Adapun modus yang digunakan para pelaku mulai dari meminjam sertifikat tanah dan bangunan hingga merubah kepemilikan.