Kepala Staf Presiden Zelensky Bilang Ukraina Belum Siap Berkompromi dengan Rusia
JAKARTA - Pejabat senior Ukraina mengatakan, negara itu belum siap untuk berkompromi dengan Rusia saat ini, menyerahkan wilayahnya untuk mengakhiri perang, ketika ditanya tentang pernyataan calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang bisa segera mengakhiri perang.
Andriy Yermak, Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Kyiv akan mendengarkan saran apa pun tentang cara mencapai "perdamaian yang adil" dalam perang yang dipicu invassi Rusia pada Februari 2022.
"Tetapi kami (tidak) siap untuk berkompromi demi hal-hal dan nilai-nilai yang sangat penting, kemerdekaan,kebebasan, demokrasi, integritas teritorial, kedaulatan," katanya saat berkunjung ke Washington, AS, melansir Reuters 3 Juli
Kunjungan Yermak dilakukan menjelang pertemuan puncak NATO minggu depan di ibu kota AS, tempat Ukraina diperkirakan akan menjadi topik utama diskusi.
Ketika ditanya bagaimana Ukraina menilai Trump akan menangani perang tersebut, Yermak berkata: "Jawaban jujur: Saya tidak tahu. Mari kita lihat."
Yermak mengatakan, Ukraina akan melobi Pemerintahan AS yang baru untuk terus memberikan dukungan, seraya menambahkan Ukraina telah menerima dukungan bipartisan di Washington dan jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Negeri Paman Sam masih mendukung Ukraina setelah dua tahun perang.
"Itu akan menjadi, keputusan rakyat Amerika. Kami akan menghormati pilihan ini," kata Yermak tentang pemilihan presiden 5 November.
Trump, calon presiden dari Partai Republik mengatakan dalam debat pekan lalu dengan calon dari Partai Demokrat sekaligus petahana Joe Biden, jika ia terpilih kembali pada Bulan November, ia akan segera menyelesaikan perang di Ukraina sebelum memangku jabatan pada Bulan Januari.
Ia belum memberikan rincian tentang bagaimana akan melakukannya, tetapi Reuters melaporkan minggu lalu, dua penasihat utama Trump telah memberinya rencana yang akan melibatkan ancaman untuk memotong bantuan AS jika Kyiv tidak melakukan negosiasi dengan Moskow.
Baca juga:
- Presiden Belarusia Lukashenko Siap Bebaskan Sejumlah Lawan Politiknya dari Penjara
- Kepala Staf Presiden Zelensky Bilang Ukraina Belum Siap Berkompromi dengan Rusia
- Tiga ABK Indonesia Ada di Kapal Taiwan yang Ditangkap China, KJRI Guangzhou dan KDEI Taipei Siapkan Bantuan
- Penjaga Pantai Sebut China Sita Kapal Nelayan Taiwan di Dekat Kepulauan Kinmen, Ada Tiga ABK Indonesia
Namun, Trump mengatakan saat debat, Ia tidak akan menerima persyaratan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan akan segera mengakhiri perang, asal Ukraina menyerahkan empat wilayah di timur dan selatan negara itu yang diklaim Moscow.
Awal pekan ini, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pada Hari Senin, "krisis Ukraina tidak dapat diselesaikan dalam satu hari," ketika ditanya tentang klaim Trump.
"Krisis Ukraina tidak dapat diselesaikan dalam satu hari," kata Nebenzia dalam konferensi pers untuk menandai dimulainya masa jabatan Rusia sebagai Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Bulan Juli.