Bagikan:

JAKARTA - Ukraina menyatakan menolak berkompromi dengan Rusia dan menyerahkan wilayah mana pun untuk mengakhiri perang.

Hal ini disampaikan seorang pejabat senior Ukraina ketika ditanya tentang pernyataan calon presiden AS Donald Trump yang sesumbar mengklaim dapat segera mengakhiri konflik.

Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Andriy Yermak, saat berkunjung ke Washington, mengatakan Kyiv akan mendengarkan saran apa pun tentang cara mencapai “perdamaian yang adil” dalam perang tersebut.

“Tetapi kami belum siap untuk berkompromi demi hal-hal dan nilai-nilai yang sangat penting…kemerdekaan, kebebasan, demokrasi, integritas wilayah, kedaulatan,” katanya dilansir Reuters, Rabu, 3 Juli.

Kunjungan Yermak dilakukan menjelang KTT NATO pekan depan di ibu kota AS, di mana Ukraina diperkirakan akan menjadi topik utama diskusi.

Trump, calon dari Partai Republik yang menantang Presiden Joe Biden, mengatakan dalam debat antara keduanya pekan lalu, jika dia terpilih kembali pada November, dia akan segera menyelesaikan perang di Ukraina sebelum menjabat bulan Januari 2025.

Trump tak memberikan rincian bagaimana dia akan melakukan hal tersebut, namun Reuters melaporkan pekan lalu dua penasihat utama Trump telah memberinya rencana yang akan mencakup ancaman untuk memotong bantuan AS jika Kyiv tidak melakukan negosiasi dengan Moskow.

Namun Trump mengatakan dalam debat tersebut dia tidak menerima persyaratan Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang jika Kiev setuju untuk menyerahkan empat wilayah di timur dan selatan negara yang diklaim oleh Moskow.

Ketika ditanya bagaimana Ukraina menilai Trump akan menangani perang tersebut, Yermak merespons: "Jawaban yang jujur, saya tidak tahu. Mari kita lihat.”

Ukraina akan melobi pemerintahan baru Amerika untuk terus memberikan dukungan, katanya.

"Ini akan menjadi...keputusan rakyat Amerika. Kami akan menghormati pilihan ini," kata Yermak mengenai pemilihan presiden pada 5 November.

Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan militer senilai lebih dari 50 miliar dollar AS sejak tahun 2022 untuk Ukraina.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari Selasa bahwa AS akan segera mengumumkan bantuan keamanan baru senilai lebih dari 2,3 miliar dollar AS  untuk Ukraina.