Kepala RS Gaza Bebas dari Penjara: PM Israel-Menteri Pertahanan Menjauh, Menteri Keamanan-Kepala Intel Saling Tuding
JAKARTA - Perdana menteri, menteri hingga kepala intelijen Pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu terkejut, marah dan saling menyalahkan, saat kepala rumah sakit Gaza dibebaskan dari penjaranya pada Hari Senin.
Otoritas Israel membebaskan sekitar 50 tahanan Palestina di perbatasan timur Gaza tengah dan selatan. Salah satu tahanan yang dibebaskan adalah Direktur Kompleks Medis Al Shifa di Kota Gaza Dr. Mohammed Abu Salmiya yang telah ditahan selama tujuh bulan, menyusul operasi militer Israel di RS itu November tahun lalu, dikutip dari Anadolu 1 Juli.
Abu Salmiya ditangkap pada tanggal 23 November bersama dengan beberapa staf medis saat bepergian melalui Jalan Salah al-Din dari Kota Gaza ke wilayah selatan Jalur Gaza setelah militer Israel menyerang Rumah Sakit Al-Shifa.
Pembebasan Salmiya membuat geram pejabat Israel. Media Israel menerbitkan gambar-gambar para menteri yang membahas masalah tersebut di grup WhatsApp pemerintah.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sama-sama menjauhkan diri dari pembebasan ini.
"Prosedur penahanan tahanan keamanan dan pembebasan mereka berada di bawah Shin Bet dan Dinas Penjara Israel, dan tidak tunduk pada persetujuan menteri pertahanan,” kata kantor Menhan Gallant, melansir The Times of Israel.
Shin Bet berada di bawah yurisdiksi Kantor Perdana Menteri, sementara Dinas Penjara Israel berada di bawah Kementerian Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.
Sedangkan Kantor PM Netanyahu mengatakan "keputusan untuk membebaskan para tahanan mengikuti diskusi di Pengadilan Tinggi mengenai petisi terhadap penahanan tahanan di fasilitas penahanan Sde Teiman."
"Identitas tahanan yang dibebaskan ditentukan secara independen oleh pejabat keamanan berdasarkan pertimbangan profesional mereka," pernyataan itu berlanjut.
Kantor Perdana Menteri menambahkan, PM Netanyahu telah memerintahkan penyelidikan segera atas masalah tersebut.
Penyiar Israel KAN mengatakan, mengutip kantor Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang mengatakan, "Menteri pertahanan tidak mengetahui keputusan untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Al-Shifa."
Terpisah, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menggambarkan pembebasan Abu Salmiya dan puluhan tahanan Palestina lainnya sebagai "kelalaian keamanan."
"Sudah tiba saatnya bagi Perdana Menteri untuk menghentikan Gallant dan kepala Shin Bet dari menjalankan kebijakan independen yang bertentangan dengan posisi Kabinet dan Pemerintah," tulisnya di X.
Menanggapi kegaduhan pembebasan, badan keamanan Shin Bet mengatakan mereka terpaksa mengirim kembali tahanan ke Jalur Gaza, karena kurangnya ruang di penjara Israel dan rencana untuk menghentikan penggunaan fasilitas penahanan Sde Teiman.
Badan tersebut menjelaskan, keputusan telah dibuat baru-baru ini untuk hanya menahan tahanan Palestina di Sde Teiman untuk waktu yang singkat, dan karena itu, badan tersebut dan IDF diharuskan untuk membebaskan puluhan tahanan dari penjara untuk memberi ruang bagi tersangka teroris yang lebih signifikan.
"Selama sekitar satu tahun ini, Shin Bet telah memperingatkan di setiap forum yang memungkinkan tentang krisis penahanan dan perlunya menambah jumlah (sel), mengingat perlunya menangkap teroris di Tepi Barat dan Jalur Gaza," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Krisis penahanan menyebabkan pembatalan penangkapan tersangka yang terlibat dalam kegiatan teror setiap hari, dan secara langsung membahayakan keamanan negara," lanjut Shin Bet.
"Sayangnya, permintaan ini yang diteruskan ke semua pihak terkait, yang paling utama adalah menteri keamanan nasional, yang bertanggung jawab atas hal ini, tidak ditanggapi, dan dalam praktiknya, jumlah (sel) tidak bertambah sesuai kebutuhan," katanya, mengacu pada Itamar Ben Gvir.
Shin Bet mengatakan, pihaknya menentang pembebasan tahanan Palestina di Tepi Barat, karena kekhawatiran "langsung" mereka akan kembali melakukan serangan, serta anggota pasukan elite Hamas Nukhba dan teroris Gaza lainnya yang terlibat dalam pertempuran dan penyerangan terhadap warga sipil.
Baca juga:
- Israel Bebaskan 50 Warga Palestina dari Penjara, Termasuk Direktur RS Al Shifa Gaza yang Ditahan Selama Tujuh Bulan
- India Berlakukan UU Pidana Baru, Menteri Kehakiman: Penting karena Perkembangan Teknologi dan Forensik
- India Berlakukan Undang-Undang Pidana Baru, Gantikan Sistem Peninggalan Inggris
- Filipina Siap Diskusi dengan Vietnam Mengenai Masalah Laut China Selatan
Dikatakan bahwa sesuai dengan "kebutuhan negara sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Keamanan Nasional," diputuskan untuk membebaskan beberapa tahanan yang tidak menimbulkan ancaman signifikan.
Badan tersebut mengatakan, pembebasan dilakukan setelah "memeriksa bahaya yang dirasakan semua tahanan."
Shin Bet mengatakan Abu Salmiya "memenuhi semua persyaratan (untuk pembebasan) terkait tingkat bahaya yang ditimbulkannya," tetapi menambahkan pihaknya akan menyelidiki keputusan untuk membebaskannya.
"Karena tidak ada pilihan lain, tanpa solusi langsung untuk krisis ruang penjara, penangkapan akan terus dibatalkan dan tahanan akan terus dibebaskan," badan tersebut menambahkan.