Bagikan:

JAKARTA - Otoritas penjara Israel membantah klaim kurangnya ruang tahanan, saat pejabat Israel saling menyalahkan bebasnya kepala rumah sakit Gaza pada Hari Senin.

Pembebasan Direktur RS Al Shifa di Gaza Mohammed Abu Salmiya membuat pejabat Israel geram hingga saling tuding. Media Israel menerbitkan gambar-gambar para menteri yang membahas masalah tersebut di grup WhatsApp pemerintah. Abu Salmiya termasuk dalam 50 tahanan yang dibebaskan Israel.

Layanan Penjara Israel (IPS) yang berada di bawah wewenang Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, menepis klaim yang dibuat oleh Shin Bet, bahwa mereka terpaksa melepaskan tahanan kembali ke Gaza karena kurangnya ruang di penjara.

"Sayangnya, karena publikasi palsu, kami terpaksa mengungkapkan perintah pembebasan direktur Rumah Sakit Shifa," kata IPS, yang menerbitkan gambar dokumen yang ditandatangani oleh seorang brigadir jenderal IDF (militer Israel), dilansir dari The Times of Israel 1 Juli.

"Bertentangan dengan klaim palsu yang telah dipublikasikan dalam beberapa jam terakhir, mereka yang membuat keputusan untuk membebaskan direktur Rumah Sakit Shifa adalah IDF dan Shin Bet, bukan IPS," kata layanan tersebut.

"IPS tidak membuat keputusan sendiri untuk membebaskan tahanan dalam bentuk apa pun, dan hanya dipercayakan untuk memenjarakan tahanan," tambah layanan ini.

"Direktur rumah sakit tidak dibebaskan karena krisis penahanan — ia dibebaskan dari sel di Penjara Nafha," kata IPS.

Tidak jelas bagaimana lembaga tersebut berargumen bahwa pembebasannya dari Nafha menunjukkan keputusan tersebut tidak didasarkan pada kurangnya sel penjara.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjauh dari masalah ini.

"Prosedur penahanan tahanan keamanan dan pembebasan mereka berada di bawah Shin Bet dan Dinas Penjara Israel, dan tidak tunduk pada persetujuan menteri pertahanan,” kata kantor Menhan Gallant

Shin Bet berada di bawah yurisdiksi Kantor Perdana Menteri, sementara Dinas Penjara Israel berada di bawah Kementerian Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Sedangkan Kantor PM Netanyahu mengatakan "keputusan untuk membebaskan para tahanan mengikuti diskusi di Pengadilan Tinggi mengenai petisi terhadap penahanan tahanan di fasilitas penahanan Sde Teiman."

"Identitas tahanan yang dibebaskan ditentukan secara independen oleh pejabat keamanan berdasarkan pertimbangan profesional mereka," pernyataan itu berlanjut.

Kantor Perdana Menteri menambahkan, PM Netanyahu telah memerintahkan penyelidikan segera atas masalah tersebut.

Menteri Ben Gvir menuding bebasnya Abu Salmiya sebagai kelalaian keamanan dan menuding Shin Bet.

Shin Bet mengatakan mereka terpaksa mengirim kembali tahanan ke Jalur Gaza, karena kurangnya ruang di penjara Israel dan rencana untuk menghentikan penggunaan fasilitas penahanan Sde Teiman.

"Selama sekitar satu tahun ini, Shin Bet telah memperingatkan di setiap forum yang memungkinkan tentang krisis penahanan dan perlunya menambah jumlah (sel), mengingat perlunya menangkap teroris di Tepi Barat dan Jalur Gaza," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Krisis penahanan menyebabkan pembatalan penangkapan tersangka yang terlibat dalam kegiatan teror setiap hari, dan secara langsung membahayakan keamanan negara," lanjut Shin Bet.

"Sayangnya, permintaan ini yang diteruskan ke semua pihak terkait, yang paling utama adalah menteri keamanan nasional, yang bertanggung jawab atas hal ini, tidak ditanggapi, dan dalam praktiknya, jumlah (sel) tidak bertambah sesuai kebutuhan," katanya, mengacu pada Itamar Ben Gvir.

Badan tersebut mengatakan, pembebasan dilakukan setelah "memeriksa bahaya yang dirasakan semua tahanan."

Shin Bet mengatakan Abu Salmiya "memenuhi semua persyaratan (untuk pembebasan) terkait tingkat bahaya yang ditimbulkannya," tetapi menambahkan pihaknya akan menyelidiki keputusan untuk membebaskannya.

"Karena tidak ada pilihan lain, tanpa solusi langsung untuk krisis ruang penjara, penangkapan akan terus dibatalkan dan tahanan akan terus dibebaskan," badan tersebut menambahkan.