Mendengar Anak Berkata-kata Kasar, Begini 6 Cara Tepat Meresponsnya
YOGYAKARTA – Memahami makna bahasa yang diucapkan, adalah keterampilan anak-anak. Tetapi bagaimana jika anak berkata-kata kasar? Tidak, Anda tidak harus responsif memarahi mereka. Kenali dulu dari mana mereka mendapatkan kata kasar tersebut.
"Membantu anak-anak kita merasa berdaya tentang kata-kata yang mereka pilih dan apa artinya adalah cara yang bagus untuk melibatkan mereka dan membantu mereka membuat pilihan yang mengomunikasikan hal-hal bermakna yang ingin mereka bagikan," kata Jennie David, PhD, seorang psikolog di divisi psikologi pediatrik dan neuropsikologi di Rumah Sakit Anak Nationwide.
Jika anak-anak Anda bereksperimen dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan, seperti umpatan, mungkin bertanya-tanya bagaimana bisa. Menurut David dilansir VerywellFamily, Minggu, 30 Juni, ada beberapa alasan mengapa anak-anak lebih muda dan usia sekolah mungkin mengumpat. Diantaranya termasuk mencoba bahasa baru, meniru teman sebaya atau orang dewasa, meniru apa yang mereka lihat di televisi atau sosial media, atau mencoba memahami kata tanpa benar-benar paham artinya. Pesan David, berikut cara tepat merespons ketika anak mengucapkan kata-kata kasar atau mengumpat.
1. Tetap tenang
Merespons dengan keras, mungkin akan mendapat perilaku balasan yang sama kerasnya. Meski sulit dilakukan untuk tetap tenang ketika anak-anak berkata kasar, tetapi cobalah tetap netral. Reaksi berlebihan dapat memberikan efek perlawanan yang keras.
“Sebaiknya, ingatkan kembali kepada anak Anda bahwa kata yang sulit telah digunakan dan ingatkan mereka dengan lembut bahwa kata-kata ini memiliki kekuatan yang besar," kata David.
2. Jelaskan maknanya
Terkadang anak-anak tidak memahami makna kata meski mereka mengucapkannya berkali-kali. Mereka mungkin juga tidak tahu dampak dari apa yang mereka katakan. Karena alasan ini, Anda harus mengambil kesempatan mengajari mereka tentang makna dibalik kata kasar yang mereka ucapkan.
Saat menjelaskan, berbicaralah dengan sabar. Anak-anak kecil khususnya, hanya mencoba kata-kata yang mereka dengar dan tidak tahu mengapa kata-kata tertentu dapat menyakitkan.
3. Tawarkan alternatif
Terkadang membutuhkan tawaran alternatif saat anak-anak menggunakan kata umpatan, jelas konselor kesehatan mental berlisensi Kristen Souza, LMHC. Saatnya orang tua berkreasi dan memikirkan kata-kata atau frasa yang menyenangkan alih-alih kasar menyakitkan. Kuncinya, carilah alternatif kata untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka katakana.
4. Tetapkan aturan dalam keluarga
Jika Anda ingin melarang anak-anak mengumpat, pastikan di rumah tidak ada ucapan kasar. Penting pula menetapkan beberapa pedoman bagi anak-anak Anda. Pastikan mereka tahu kata-kata mana yang dilarang dan apa alasannya. Anda juga mungkin ingin memberikan konsekuensi dari penggunaan kata-kata umpatan jika anak sudah lebih besar. Pesan Souza, bersikaplah setara dan lakukan percakapan penuh rasa hormat sehingga anak-anak tidak menguji batasan atau bahkan menentang aturan dalam keluarga.
5. Jelajahi perasaan di balik kata-kata
Ketika anak Anda mengumpat, akan sangat membantu menyelidiki perasaan apa di balik kata-kata tersebut jika direspons dengan lembut. Berikan perhatian pada bagaimana perasaan mereka setiap melewatkan hari. Penting pula membantu anak-anak memberi label pada apa yang mereka rasakan. Artinya, kalau mereka marah, boleh saja. Tetapi beri pemahaman bahwa mengumpat bukan cara tepat untuk mengekspresikan perasaan terebut.
Baca juga:
6. Menjadi panutan berkata-kata baik
Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Besar sekali pengaruh orang tua pada anaknya. Maka, jadilah panutan anak-anak Anda untuk tetap berkata-kata baik. Pertimbangkan setiap kata yang Anda ucapkan dalam berbagai situasi. Usahakan untuk menggunakan kata-kata yang Anda harap akan ditiru oleh anak-anak Anda.
Dalam mengajari anak memilih kata tepat dan mereka paham betul maknanya, tentu membutuhkan proses yang berkelanjutan. Bahkan perlu proaktif ketika Anda mendengar anak-anak mengucapkan kata yang tak pantas. Jangan lupa, bicaralah dengan anak Anda tentang bagaimana pilihan kata dapat berdampak pada orang-orang di sekitar mereka. Dorong pula rasa empati dan promosikan kata-kata yang memberdayakan serta membangun. Jikapun bisa, carilah kata atau frasa kreatif untuk digunakan sebagai pengganti kata makian.