PAN Yakin Jokowi Effect Masih Ada di Jakarta, PKS Keliru
JAKARTA - Waketum PAN Viva Yoga Mauladi membantah anggapan PKS soal efek Presiden Joko Widodo atau 'Jokowi Effect' tidak akan berpengaruh alias memudar di Pilkada Jakarta 2024 mendatang.
Menurut Viva, sebagai mantan gubernur DKI, Jokowi masih memiliki pengaruh di Jakarta. Dia menilai, besar kecil efek dari seseorang figur harus diteliti agar lebih akurat.
"Pak Jokowi mantan Gubernur DKI, jejaknya masih ada. Saya rasa (pengaruhnya, res) masih ada," ujar Viva kepada wartawan, Jumat, 28 Juni.
Viva lantas menyinggung soal survei Litbang Kompas yang mencatat pengaruh Jokowi di Pilkada 2024 masih sekitar 54 persen. Menurutnya, adalah hal wajar jika pengaruh Jokowi dalam setiap pemilihan kepala daerah masih ada.
"Adanya Jokowi Effect di Pilkada 2024, 54 persen berdasarkan hasil survei dari Litbang Kompas. Jadi kalau kemudian nanti masih berpengaruh, wajar. Tapi itu semua tergantung dari kondisi daerah," katanya.
Apalagi, kata Viva, jika calon kepala daerah yang didukung Jokowi juga bersanding dengan calon yang diusung parpol Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Perlu dicermati coattail effect dari tokoh lokal, yang tentu spektrumnya luas. Terbatas, dari jumlah massa pemilihnya, dan luas wilayahnya. Semua itu diakumulasi akan menjadi gelombang yang besar dukungan pasangan calon yang didukung Pak Jokowi, Pak Prabowo, dan tokoh lokal yang memiliki pengaruh politik kuat," jelas Viva.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengomentari hasil survei Litbang Kompas yang menyebut banyak responden mempertimbangkan calon Pilkada yang memiliki hubungan dengan Presiden Joko Widodo.
Menurut Mardani, hasil survei itu akan berubah. Sebab, kata dia, semua bersifat dinamis termasuk pengaruh Jokowi. Apalagi, kata dia, sebentar lagi Presiden Jokowi akan memasuki masa purna tugas.
Baca juga:
- Jumat Siang, SYL dan Dua Mantan Anak Buahnya Jalani Sidang Pembacaan Tuntutan
- SYL Serahkan Uang Rp1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Polda Metro: Dua Kali di Dua TKP
- Usai Dicecar Penyidik KPK, Budi Sylvana Mengaku Hanya PPK Pengganti Saat Pengadaan APD
- IDAI Serukan Pentingnya Pemerataan Layanan Kesehatan Anak di Indonesia
"Pak Jokowi juga akan turun pada 20 Oktober 2024, sehingga 27 November saat Pilkada semua masih dinamis," kata Mardani, lewat akun X miliknya, Minggu, 23 Juni.
"Intinya, tetaplah optimis dan jangan bergantung pada figur tertentu," sambungnya.