Otoritas Jepang Umumkan Gran Max, Town Ace, Bongo Tidak Memenuhi Standar Undang-Undang Kendaraan Angkutan Jalan di Jepang
JAKARTA - Daihatsu Motor Co., Ltd. kembali menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan akibat ketidakberesan proses sertifikasi kendaraan kepada para pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Kabar terbaru mengenai skandal uji tabrak yang dilakukan oleh Daihatsu di mana Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisita (MLIT) mengumumkan sebanyak tiga model tidak memenuhi standar undang-undang kendaraan angkutan jalan berdasarkan hasil verifikasi teknis.
Otoritas Jepang itu mengatakan untuk tiga model yang tidak memenuhi standar, ditemukan masalah terpisah dari ketidakberesan tersebut selama uji tabrakan belakang untuk mengkonfirmasi kesesuaian standar. Di mana dudukan baterai berpotensi terlepas dan gagal menahan baterai pada tempatnya selama penggunaan di jalan. Saat ini, Daihatsu belum menerima laporan kecelakaan terkait masalah ini. Namun, perusahaan akan segera menyiapkan langkah-langkah perbaikan sesuai arahan MLIT.
Tiga model ini adalah Gran Max dari merek Daihatsu, Town Ace dari merek Toyota, dan Bongo dari Mazda. Semuanya merupakan kendaraan komersial kompak yang dijual di Jepang.
“Kami akan terus memastikan penerapan langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kembali dan membangun sistem yang memastikan bahwa penyimpangan prosedur tidak akan terjadi lagi seiring dengan upaya kami untuk membangun kembali kepercayaan,” tulis Daihatsu dalam laman resminya, Kamis, 27 Juni.
Namun, kabar baiknya pihak otoritas menemukan bahwa tujuh model yang telah diskontinu memenuhi standar yang telah ditentukan oleh perundang-undangan.
Sejumlah model tersebut di antaranya ialah Mira Tocot, Boon, Cast, dan Move dari merek Daihatsu. Kemudian, mobil bermerek Toyota seperti Passo dan Pixis Joy serta Subaru dengan model Stella.
Kemudian, tiga mesin yang diskontinu juga memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas setempat, mulai dari mesin berkode 1KR-FE pada model Daihatsu Boon dan Toyota Passo, kemudian EF pada Daihatsu Mira, Move, dan Opti. Kemudian HD yang ada pada model Daihatsu Applause.
“Dengan ini, verifikasi teknis kesesuaian standar oleh MLIT telah selesai untuk semua model kendaraan dan mesin yang terdapat penyimpangan prosedur dalam proses sertifikasi,” tambah Daihatsu.
Baca juga:
Kasus skandal uji tabrak yang dilakukan Daihatsu telah membuat gempar dunia otomotif global. Ini diperkuat dengan hasil investigasi pada akhir 2023 lalu yang dikeluarkan oleh Pihak Ketiga, yang menemukan 174 kasus baru dalam 25 item pengujian serta menemukan kejanggalan pada 64 model dan 3 mesin.
Pada Januari lalu, ditemukan masalah keselamatan pada model Gran Max setelah melakukan uji tabrak yang diadakan oleh MLIT.
Dalam uji tabrak tersebut, satu unit Gran Max berwarna putih ini melaju dengan kecepatan 50 km/jam dan menabrak dinding yang ditumpangi oleh boneka dummy. Hasilnya, ditemukan bahaya keselamatan pada kendaraan tersebut.
Menurut pemerintah setempat saat pengujian airbag, ditemukan bahwa perangkat ini diaktifkan berdasarkan pengatur waktu. Meskipun, ini juga perlu dipastikan bahwa airbag secara otomatis terdeteksi oleh sensor.
Selain Gran Max, dua model lainnya juga diuji tabrak oleh Kementerian, seperti Toyota Town Ace dan Mazda Bongo. Dengan demikian, MLTI menginstruksikan untuk menghentikan pengiriman kendaraan yang terdampak dan mencabut sertifikasi keselamatannya.