Polemik Penambahan Kuota Pemain Asing Liga 1: Tren yang Tak Bisa Ditolak, tapi Jangan Lupa Pembinaan Usia Dini

JAKARTA – Belum juga bergulir, kompetisi Liga 1 2024/2025 sudah ramai dibahas. Wacana regulasi baru terkait penambahan kuota pemain asing menjadi delapan di tiap klub menjadi persoalan. 

Kabar penambahan kuota pemain asing menjadi delapan di Liga 1 Indonesia mulai musim 2014-2025 diungkapkan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Fery Paulus. Ia menjelaskan reguasi tersebut merupakan kesepakatan dari klub-klub peserta Liga 1 musim depan.

Pesepak bola Persib Bandung David Da Silva melakukan selebrasi bersama rekan setimnya usai mencetak gol ke gawang Madura United pada pertandingan leg kedua Final Championship Series BRI-Liga 1 di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (31/5/2024). (ANTARA/Rizal Hanafi/aww.)

Kebijakan delapan pemain asing di Liga 1 musim depan diwacanakan dengan komposisi enam pemain asing bebas ditambah dua Asia, dari sebelumnya lima bebas dan satu Asia Tenggara. Nantinya, klub cuma bisa memasang lima pemain asing dan satu pemain Asia sebagai starter, sedangkan satu pemain asing dan satu Asia sisanya harus duduk di kursi cadangan. Salah satu dari mereka hanya bisa masuk sebagai pengganti pemain asing lainnya.

Selain untuk meningkatkan kualitas pemain lokal di Liga 1, kebijakan ini juga kabarnya diambil untuk menekan harga pemain lokal yang melambung tinggi.

Meningkatkan Kualitas Liga

Peraturan ini langsung menuai pro dan kontra, terutama di kalangan pesepak bola. Kegelisahan para pemain ditunjukkan dengan ramai-ramai mengunggah sebuah pesan di media sosial.

Pesepak bola Indonesia kompak mengunggah gambar tanda tanya berwarna abu-abu dan berlatar hitam dengan tulisan “Ini Sepak Bola Indonesia?” Kiper Persija Jakarta Andritany Ardhiyasa, bek Barito Putra Bagas Kaffa, hingga gelandang PSIS Semarang Septian David Maulana termasuk pemain yang menyuarakan kampanye tersebut.

Unggahan gambar itu ditambahkan keterangan yang berbunyi, “Pertanyaan untuk kita semua, apakah ini kompetisi sepak bola Indonesia?”

Pemain lain yang juga ikut mengunggah gambar itu adalah kapten Borneo FC, Diego Michiels. Namun berbeda dengan kebanyakan pemain yang kontra, Diego justru menyambut positif wacana peraturan baru kuota pemain asing ini. Ia beralasan, hal ini untuk meningkatkan kualitas pemain dan liga.

"Mohon maaf kawan-kawan di Liga 1 semua, tapi saya setuju kalau ditambah kuota pemain asing," tulis Diego.

“Demi kualitas liga naik, demi kualitas di latihan naik, demi kualitas diri sendiri naik, demi mental naik FC."

Pemain Madura United Francisco Rivera berpose usai menerima penghargaan pemain terbaik Liga 1 2023-2024 di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (31/5/2024). (Antara)

Penerapan kuota pemain asing di kompetisi sepak bola sebenarnya bukan hal baru. Dan, Indonesia bukan satu-satunya liga yang menerapkan pembatasan jumlah pemain asing.

Sebagai perbandingan, Liga Super Malaysia sudah menjalankan aturan sembilan pemain asing di masing-masing tim. Bahkan tim yang berlaga di kompetisi antarklub Asia, seperti Liga Champions Asia Elite, Liga Champions Asia 2, dan Kejuaraan Klub ASEAN, boleh mendaftarkan 10 pemain asing.

Rinciannya adalah, dari sembilan pemain asing itu terdiri dari tujuh pemain bebas, satu pemain Asia, dan satu pemain ASEAN. Pemain ASEAN yang direkrut pun harus memiliki minimal tiga caps bersama negaranya.

Di setiap pertandingan, hanya enam pemain asing yang bisa ditampilkan dan satu pemain asing duduk di bangku cadangan. Dua sisanya tidak bisa masuk daftar susunan pemain.

Hal yang sama juga dilakukan Liga Thailand, yang menetapkan kuota sembilan pemain asing. Jumlah itu terdiri dari lima pemain asing bebas, satu Asia, serta tiga pemain ASEAN.

Salah satu pertandingan di Liga 1 Thailand, Muangthong United vs Bangkokglass FC di Stadion SCG, 1 April 2018.(AFP/NURPHOTO/VACHIRA VACHIRA)

Tim yang melengkapi kuota pemain asing di Liga Thailand 2023-2024 adalah BG Pathum United. Tiga pemain ASEAN digunakan untuk mengontrak trio Singapura, yakni Ikhsan Fani, Irfan Fandi, dan Ryhan Stewart.

Meski demikian, pemain lokal Supachai Chaided tetap berhasil keluar sebagai top skorer dua musim terakhir. Kesuksesan Supachai menjadi bukti bahwa pemain lokal berkualitas mampu bersaing dengan pemain asing.

Menggerus Kesempatan Pemain Lokal

Mantan pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo mengatakan, maraknya unggahan "Ini Sepak Bola Indonesia?" tersebut muncul karena kegelisahan para pemain yang nasibnya terancam dengan kehadiran pemain impor. Penambahan kuota pemain asing dianggap bisa kian menggerus kesempatan pemain lokal unjuk gigi.

“Saya kurang setuju dengan delapan pemain asing. Karena, di samping juga pembinaan dan sisi profesional, kita juga harus memberikan wadah bagi pemain-pemain lokal untuk jadi hebat,” papar Aris.

Kendati demikian, Aris tak menampik fakta bahwa saat ini gaji pemain lokal sangat tinggi dan terus melonjak. Namun kenaikan gaji tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pemain.

“Memang harga pemain sudah gila-gilaan. Dari kemarin-kemarin, saya juga sudah melihat itu. Kenapa kok tim bisa menghargai pemain dengan nilai yang begitu tinggi?” kata Aris.

“Sedangkan, menurut saya, harganya tinggi, prestasi dan kemampuan masih biasa-biasa saja. Jadi, seolah-olah setiap tahun nilai kontrak para pemain ini harus naik. Walaupun kemampuannya tidak ikut naik,” imbuhnya.

Pentingnya Pembinaan Usia Dini

Seperti halnya regulasi lain, penambahan kuota pemain asing di Liga 1 memiliki dampak positf dan negatif. Mereka yang pro dengan regulasi ini menganggap pemain asing dapat membantu permainan sebuah tim, bahkan tidak jarang menjadi kunci kemenangan.

Contoh terkini adalah di championship series musim lalu, ketika dua tim yang menembus partai puncak, Persib Bandung dan Madura United, selalu menurunkan enam pemain asing sejak sepak mula di empat pertandingan.

Ini menjadi salah satu bukti bahwa kualitas pemain asing dari kedua tim mampu mengangkat performa tim selama musim 2023-2024. Bahkan di pengujung kompetisi, dua pemain asing yakni Francisco Rivera (Madura United FC) dan David Da Silva (Persib Bandung) didapuk sebagai pemain terbaik dan top skorer Liga 1 2023-2024.

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyebut regulasi kuota pemain asing adalah sebuah keniscayaan. Liga-liga lain, termasuk di Asia, sudah banyak yang menerapkannya.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menjawab pertanyaan pewarta pada konferensi pers sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (10/6/2024). (ANTARA/Rauf Adipati/aa)

Pelatih asal Korea Selatan ini mengamini bahwa penambahan pemain asing dapat mendorong pemain lokal meningkatkan kualitas demi bisa bersaing menembus tim utama di klub masing-masing, tapi ia juga menekankan pentingnya peningkatan pembinaan usia dini.

"Untuk regulasi pemain asing jadi delapan, memang tren dari AFC, memang seperti itu dan di Asia juga seperti itu,” ujar STY, dikutip Antara.

“Jadi mau tidak mau kita harus terima, yang penting pembinaan usia dini, itu yang penting dan harus diperkuat agar pemain lokal tak kalah saing dengan pemain asing dan juga pemain lainnya,” tandasnya.