Mengalami Masalah Tidur selama Kehamilan, Menurut Penelitian Memicu Kondisi Buruk pada Janin
YOGYAKARTA – Ketika tidur, tubuh memperbaiki dirinya sendiri dan regenerasi sel. Kurang tidur, terutama saat malam hari, menyebabkan sejumlah masalah. Khususnya bagi ibu hamil, yang menurut penelitian berisiko besar pada janin dan kesehatan fisik, kesejahteraan, dan kesehatan mental sang ibu.
Kurang tidur, menurut peneliti tentang tidur dan kaitannya dengan kesehatan mental, Isabel Morales-Munoz, Ph.D., menentukan kesehatan secara keseluruhan, kesejahteraan, dan kualitas hidup. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa masalah tidur selama kehamilan dapat menyebabkan berkembangnya berbagai masalah pada bayi yang baru lahir dan selanjutnya pada perkembangan anak.
Penelitian Morales-Munoz dilansir Psychology Today, Minggu, 9 Juni, dilakukan di Finlandia, bahwa gejala insomnia pada ibu selama hamil berhubungan dengan anaknya setelah lahir. Anak bayi yang lahir dari ibu yang mengalami insomnia selama kehamilan, akan mengalami gangguan tidur pada usianya 3 bulan. Ibu hamil yang memiliki kronotipe malam hari, atau suka begadang, memiliki risiko mengalami masalah tidur selama 2 tahun pertama kehidupannya.
Dua penelitian di atas, fokus mengeksplorasi masalah tidur yang mengganggu perkembangan anak. Peneliti memperkirakan, masalah tidur selama kehamilan akan berdampak pada aspek perkembangan bayi, seperti masalah emosional, teperamen yang lebih sulit, atau keterlambatan perkembangan motorik atau kognitif. Temuan ini masih perlu dieksplorasi lebih jauh. Meskipun penting pula bagi ibu yang sedang hamil mulai memperbaiki pola tidur dan mendapatkan tidur malam berkualitas serta cukup.
Baca juga:
Alasan mengapa masalah tidur selama kehamilan menyebabkan masalah perkembangan pada anak masih belum jelas. Tetapi beberapa mekanisme biologis potensial telah dikemukakan mendukung hubungan tersebut. Misalnya, gangguan tidur selama kehamilan dapat mengganggu ritme dan amplitudo sekresi melatonin, yang selanjutnya terlibat dalam pembentukan pola tidur normal janin dan ritme sirkadian. Namun, kita masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Terutama penelitian longitudinal yang memantau ibu dan anak mereka dalam jangka waktu lama untuk memahami secara lebih rinci mekanisme yang menjelaskan hubungan antara masalah tidur selama kehamilan dan buruknya perkembangan anak.
Untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, Morales-Munoz merekomendasikan untuk meningkatkan kualitas tidur. Karena seperti yang kita tahu, tidur penting dalam banyak aspek dalam kehidupan. Termasuk mencegah mengalami masalah kesehatan mental, selama hamil, setelah melahirkan, hingga masa menyusui, dan saat membersamai buah hati hingga mandiri nanti.